Sumenep (Antara Jatim) - Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Sumenep mencatat daerah tersebut mengalami inflasi sebesar 0,77 persen pada Desember 2015.
"Empat dari tujuh pengeluaran yang menjadi objek survei indeks harga konsumen (IHK) di Sumenep mengalami inflasi dan tiga lainnya deflasi," ujar Kepala BPS Sumenep, Suparno di Sumenep, Jawa Timur, Selasa.
Empat kelompok pengeluaran yang mengalami inflasi adalah kelompok bahan makanan sebesar 2,90 persen; kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau 0,14 persen; kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar 0,24 persen, dan kelompok kesehatan 0,03 persen.
Sementara tiga kelompok pengeluaran yang mengalami deflasi adalah kelompok sandang sebesar 0,33 persen, kelompok pendidikan, rekreasi, dan olahraga 0,15 persen, dan kelompok transpor, komunikasi, dan jasa keuangan 0,01 persen.
"Perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW di Sumenep menjadi salah satu momen yang membuat harga sejumlah kebutuhan pokok mengalami penaikan. Apalagi, bersamaan dengan perayaan Natal 2015 dan Tahun Baru 2016," kata Suparno, menerangkan.
Ia menjelaskan, komoditas yang memberikan andil terbesar terjadinya inflasi pada Desember 2015 di Sumenep, di antaranya bawang merah, cabai merah, telur ayam ras, beras, daging ayam ras, dan tarif listrik.
Sementara komoditas yang memberikan andil terbesar terjadinya deflasi, di antaranya pepaya, emas perhiasan, minyak goreng, televisi berwarna, dan komputer jinjing.
"Secara keseluruhan pada Desember 2015, delapan daerah di Jawa Timur yang menjadi lokasi survei IHK mengalami inflasi," kata Suparno.
Sesuai data di BPS Sumenep, Jember mengalami inflasi sebesar 0,39 persen, Banyuwangi 0,80 persen, Kediri 0,79 persen, Malang 0,89 persen, Probolinggo 0,41 persen, Madiun 0,59 persen, dan Surabaya 0,94 persen. (*)