Bojonegoro (Antara Jatim) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, tetap mewaspadai ancaman angin kencang yang berpeluang melanda sejumlah desa di daerahnya sampai akhir Desember.
"Siaga darurat bencana angin kencang, juga banjir dan tanah longsor, kami berlakukan sampai akhir Desember. Ya, berarti kewaspadaan menghadapi ancaman angin kencang kami lakukan," kata Kepala BPBD Bojonegoro Andik Sudjarwo, di Bojonegoro, Senin.
Ia memperkirakan ancaman bencana angin kencang yang datang disertai hujan deras masih berpeluang terjadi sampai akhir Desember. Oleh karena itu, bencana angin kencang tetap menjadi prioritas penanganan, selain bencana banjir juga tanah longsor.
"Kami minta masyarakat juga ikut mewaspadai setiap hujan turun, sebab biasanya selalu disertai ancaman angin kencang," katanya, menegaskan.
Ia menyebutkan angin kencang disertai hujan deras yang melanda sejumlah desa di Kecamatan Sumberrejo, mengakibatkan 110 rumah rusak berat, sedang dan ringan, terakhir terjadi 11 Desember.
Menurut dia, pemkab memberlakukan siaga darurat bencana yang diberlakukan, berdasakan surat keputusan (SK) Bupati Bojonegoro Suyoto, sejak November lalu.
Siaga darurat bencana itu, katanya, dimanfaatkan untuk menyediakan berbagai kebutuhan, seperti sembako. Ia mencontohkan BPBD masih memiliki 100 ton beras, yang dipersiapkan untuk membantu korban bencana angin kencang, banjir dan tanah longsor.
Selain itu, lanjut dia, selama diberlakukan siaga darurat bencana, juga dimanfaatkan untuk melakukan pengecekan berbagai peralatan penanggulangan bencana, dan koordinasi dengan jajaran instansi terkait.
"Koordinasi dengan berbagai instansi terkait sudah kita lakukan termasuk pengecekan berbagai peralatan, seperti kendaraan dapur umum. Semua peralatan penanggulangan bencana dalam keadaam baik," katanya, menegaskan.
Data di BPBD setempat, sejak 1 Januari lalu telah terjadi 46 kejadian bencana angin kencang di 64 desa yang tersebar di 21 kecamatan.
Kerugian bencana angin kencang mencapai Rp1,7 miliar lebih, disebabkan 39 rumah roboh, 48 rumah rusak berat, 159 rumah rusak sedang dan 992 rusak ringan.
Angin kencang juga merobohkan bangunan gudang, merusak bangunan sekolah, bahkan mengakibatkan seorang warga meninggal dunia dan sejumlah warga menderita luka-luka.
"Korban bencana angin kencang yang rumah roboh, dan rusak memperoleh santuan uang mulai Rp500 ribu sampai Rp5 juta per kepala keluarga (KK)," ucapnya. (*)