Surabaya, (Antara Jatim) - Sistem teknologi informasi (TI) yang diterapkan di Pelabuhan Teluk Lamong dan merupakan bagian dari PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) III Persero meraih juara II kategori "Best IT System" pada kompetisi Indonesia "Best e-Corp" tahun 2015.
Salah satu juri pada lomba tersebut, Joko Sugiarsono dalam keterangan persnya di Surabaya, Jumat mengatakan penerapan TI di Teluk Lamong yang memiliki sistem "automated Terminal Operating System (TOS)" dapat bekerja dengan mendigitalisasi data secara "real-time" atau dari waktu ke waktu, sehingga memberikan instruksi kepada sumber daya sesuai perencanaan dan alokasi yang ada.
Joko menjelaskan, penilaian TI terbaik didasarkan pada empat dimensi, yakni pertama, keunikan dan inovasi dalam mendukung proses bisnis perusahaan.
Kedua, proses implementasi berupa sebaik apa sistem berjalan, dan ketiga dari sisi efektivitas biaya. Serta keempat yang menjadi bobot penilaian terbesar yaitu hasil pemanfaat sistem terhadap bisnis yang dijalankan, bisa berupa efisiensi, profitabilitas, pengembangan bisnis baru.
"Kompetisi ini merupakan cikal bakal program sistem koorporasi terbaik, dan teknologi yang ada di Teluk Lamong merupakan terminal peti kemas dan curah kering pertama di Indonesia yang beroperasi secara semi-otomatis," ucap Joko yang juga menjabat Redaktur Eksekutif Majalah SWA.
Sementara itu, Direktur Utama Terminal Teluk Lamong, Prasetyadi mengaku sistem TI yang berlaku di Teluk Lamong mampu memberikan efisiensi biaya hingga lebih dari Rp2 miliar per tahun.
Sementara, hasilnya yakni tercapainya kemudahan dalam pengurusan dokumen secara daring atau dalam jaringan, dan tidak harus dilakukan di terminal.
Prasetyadi menjelaskan, manfaat lainnya adalah petugas Bea dan Cukai dalam melakukan inspeksi dapat melaksanakan dari kantor, tanpa harus berada di gate atau pintu terminal pelabuhan.
"Kita akui, keunggulan lain TI di Teluk Lamong dari sisi teknologi ada pada lapangan penumpukkan peti kemas, crane yang disebutnya sebagai "Automated Stacking Crane (ASC)" yang dapat dikendalikan dari jarak jauh, yakni dari menara control," katanya.
Sementara dalam kompetisi itu anggota dewan juri lainnya yang turut menilai adalah Richard Kartawijaya (CEO PT Graha Teknologi Nusantara), Prof. Riri Fitri Sari (Universitas Indonesia), dan All Mulk (PwC Consulting Indonesia).(*)