Tulungagung (Antara Jatim) - Gubernur Jawa Timur, Soekarwo memastikan daerahnya telah siap menghadapi pasar bebas Asean atau lebih dikenal dengan istilah Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) yang mulai berlaku akhir Desember 2015.
"Pasar bebas Asean itu sebenarnya sangat leluasa, dan potensinya luar biasa bagi pasar industri pascapanen atau agroindustri di Indonesia, khususnya Jatim," kata Soekarwo atau Pakde Karwo di sela meresmikan Pekan Daerah KTNA Jatim di Tulungagung, Selasa.
Ia mengatakan, saat ini saingan produk-produk industri pascapanen dari Indonesia yang terberat hanya Thailand.
Sementara lainnya, menurut Pakde Karwo semua sudah bisa masuk, seperti ke Filipina, Vietnam, Malaysia, bahkan Australia.
Untuk memastikan kesiapan Jatim dalam menghadapi MEA itu, kata dia, Badan Pusat Statistik (BPS) akan merilis seluruh produk-produk nasional, khususnya dari Jawa Timur yang telah memasuki pasar luar negeri di lingkup kawasan Asean maupun Australia.
"Nanti tanggal 2 Desember ini BPS akan rilis potensi produk-produk dalam negeri,produk-produk Jatim yang telah masuk pasar Asean, seperti Vietnam dan lain-lain. Jatim bahkan paling banyak," klaim Pakde Karwo.
Terkait sumber daya manusia (SDM) juga disebutnya tidak terlalu menjadi soal. Kendati secara pendidikan belum merata, Pakde Karwo mengklaim secara ketrampilan SDM dari Jatim atau Indonesia lebih banyak disukai masyarakat luar negeri.
Ia mencontohkan tenaga kerja Indonesia yang bekerja di Taiwan. Kendati hanya lulusan SD, kata gubernur, namun ketrampilan mereka dalam pekerjaan tidak kalah dengan SDM asal Filipina yang lulusan setara diploma III.
"Jangan membayangkan SDM yang baik dan terampil itu selalu lulusan D-3 atau sarjana. Tetapi SDM yang berkualitas itu adalah yang memiliki keahlian dan ketrampilan di bidang pekerjaan yang ditekuninya," katanya.
Gubernur juga menyodorkan data angka usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) di bawah pembinaan Kelompok Tani Nelayan Andalan (KTNA) Jatim yang jumlahnya telah mencapai lebih dari 4.700 lembaga usaha, dan produknya telah masuk sejumlah pasar luar negeri.
"UMKM-nya Pak Suyanto (Ketua KTNA Jatim) ini ada 4.700 lebih dan sebagian besar sudah menguasai pasar luar negeri. Yang masuk Mindanao, Filipina saja omzet mencapai sekitar dua triliun lebih, belum yang lain-lain ke Darwin (Australia), Manuatu, ataupun negara-negara Asean lainnya," papar Pakde Karwo.
Ia menggambarkan, persaingan pasar bebas Asean ke depan akan sangat dipengaruhi tiga faktor utama, yakni barang atau produk yang lebih murah, kualitas lebih baik, dan distribusi yang cepat.
Dengan asumsi kata kunci daya saing tersebut, lanjut gubernur, Pemrov Jatim saat ini berkonsentrasi dalam mendorong penguatan sektor industri primer atau kegiatan produksi pascapanen dengan menggelontor pembiayaan murah senilai Rp1,7 triliun yang akan dimulai 2016. (*)