Surabaya (ANTARA) - Usaha Kecil Menengah (UKM) asal Kabupaten Malang K'mea Craft menggelar program pelatihan merajut yang bertajuk "Merajut Peluang Menggapai Daya" untuk mengajak perempuan untuk lebih berdaya secara daring.
Pemilik K'mea Craft Liza Agustina dalam siaran pers yang di terima di Surabaya, Senin malam, mengatakan pelatihan tersebut bertujuan untuk memecahkan problematika yang dihadapi pengusaha rajut yaitu sumber daya manusia.
"Progam ini juga terinspirasi dari pengalaman saya di masa pandemi. Ketika banyak pengusaha kecil menengah terpuruk, saya mengambil sebuah peluang dan menghasilkan pundi-pundi rupiah," katanya.
Pelatihan tersebut, menurut dia, untuk membagikan keahliannya dan mencetak perajut-perajut baru yang berpotensi untuk menjalin jaringan relasi kemitraan perajin rajut yang saling menguntungkan kedepannya.
Dalam pelatihan yang digelar secara daring tersebut Liza menjabarkan peluang dan kendala yang dihadapi para perajut di Tanah Air.
"Orang Indonesia jarang yang menyukai merajut dan hasil kerajinan tangan. Sekali menyukai terkadang kurang menghargai sehingga tidak bisa menjual dengan harga tinggi," ucapnya.
Menurut Liza, ada pasar yang baik untuk rajut yaitu di pasar luar negeri, namun kendalanya adalah pada sumber daya manusia yang saat ini masih belum bisa memenuhi syarat pasar luar negeri.
"Perajin harus sudah siap dengan kualitas dan juga harus mampu menyiapkan produksi dalam jumlah besar dengan waktu yang ditentukan," ujarnya.
Oleh karena itu, K'mea Craft membuka kelas daring yang terjangkau, bahkan bisa dibilang gratis karena peserta hanya mengganti biaya bahan dan ongkos kirim senilai 50 ribu rupiah.
“Ya, memang ini kan yang pertama, jadi banyak yang masih bingung. Tapi peserta sangat antusias dan semangat, jadi kayaknya nanti akan saya buat tiga tahapan kelas agar peserta lebih bisa memahami dan memiliki waktu praktek dasar yang cukup agar siap sebelum bikin produk," kata alumni SMAN 5 Malang tersebut.
Liza berharap, pelatihan yang mendapat apresiasi dari para peserta tersebut ada kelas kelanjutan agar dapat membangun jaringan yang lebih besar sehingga mampu menjawab kebutuhan pasar yang lebih luas.
"Semoga pelatihan tidak berhenti hanya dari kelas online ini saja, dan jaringan dapat lebih luas lagi," katanya.(*)