Malang (Antara Jatim) - Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemenristek-Dikti) mengusulkan penyelenggaraan program akselerasi di perguruan tinggi untuk mempercepat masa studi mahasiswa dalam meraih gelar sarjana hingga doktor.
"Program akselerasi di perguruan tinggi tersebut, bukan untuk memotong masa studi, tetapi mempercepat masa studi program sarjana (S1) hingga doktor (S3)," kata Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristek-Dikti) Mohamad Nasir ketika memberikan sambutan dalam acara penyerahan beasiswa bidik misi dan afirmasi 2015 di Universitas Brawijaya (UB) Malang, Jawa Timur, Selasa.
Teknis dari akselerasi di perguruan tinggi itu, katanya, saat mahasiswa S1 sudah semester 7, ia sudah boleh melanjutkan S2. Saat menginjak semester 2 di S2, mahasiswa itu sudah harus lulus dari S1. Kemudian saat mahasiswa masuk semester 3 di S2, ia boleh mengambil S3. Saat semester 4 di S3, mahasiswa harus sudah lulus dari S2.
Program ini, lanjutnya, dapat mempercepat masa studi mahasiswa S1 hingga S3 yang awalnya bisa lebih dari 10 tahun, bisa hanya ditempuh sekitar 6-7 tahun saja, sehingga pada usia rata-rata 25 tahun, mahasiswa telah menyelesaikan studinya di S3 dan mendapatkan gelar doktor.
Hanya saja, katanya, persyaratan akademik yang wajib dipenuhi adalah mahasiswa bersangkutan harus memiliki Indeks Prestasi Komulatif (IPK) minimal 3,75 di setiap jenjang studinya. Dan, program aksekerasi ini pun dapat menggunakan program bidik misi dan dibuka untuk umum.
Menristek mengakui program ini baru sebatas usulan dan masih menjadi wacana regulasi Kemenristek Dikti. "Memang masih wacana, tapi akan segera kami buat aturannya agar segera bisa direalisasikan dan diimanfaatkan peserta didik yang memang benar-benar mampu," ujarnya.
Namun, Menristek optimistis jika program itu nanti akan berhasil karena potensi akademik yang dimiliki mahasiswa Indonesia terbilang tinggi dan program akselerasi ini menjadi salah satu jalan keluar untuk meningkat mutu pendidikan.
"Kemampuan mahasiswa di Tanah Air ini cukup bagus, bahkan bisa dibilang tinggi, sehingga saya optimistis program akselerasi ini pasti akan mampu mewadahi mahasiswa yang memiliki kemampuan untuk itu," ujarnya.(*)