Surabaya (Antara Jatim) - Dokter Spesialis Obstetri & Ginekologi (Kebidanan dan Kandungan) RSUD Dr. Soetomo Surabaya mengatakan bahwa keberhasilan bayi tabung sebesar 40 persen, tergantung kondisi setiap pasien yang akan melakukan program bayi tabung, salah satunya faktor usia calon ibu.
"Keberhasilan bayi tabung untuk calon ibu tergantung usia, jika usia calon ibu antara 20-30 tahun, maka kemungkinan keberhasilannya mencapai 40-45 persen, jika usia calon ibu di atas 35 tahun, maka akan terus menurun, sedangkan di atas 40, tahun maka kemungkinananya akan sangat kecil yaitu antara 10-15 persen," kata Dokter Spesialis Obstetri & Ginekologi (Kebidanan dan Kandungan), dr. Jimmy Yanuar Anas,Sp,OG(K) di Surabaya, Jumat.
Ia mengatakan, persepsi masyarakat menyatakan bahwa program bayi tabung hanya terdiri dari satu macam saja, padahal program bayi tabung memiliki berbagai macam program yang bisa dipilih melalui beberapa proses perkembangan, kemudian setelah saatnya tiba maka benih itu dimasukkan ke dalam rahim calon ibu untuk perkembangan berikutnya.
"Secara sederhana, bayi tabung adalah proses pembuahan sel telur dan sperma di luar tubuh ibu, istilahnya in vitro vertilization (in vitro bahasa latin, artinya “dalam gelas atau tabung,” vertilization artinya pembuahan). Dalam proses bayi tabung, sel telur matang diambil dari indung telur ibu," terangnya.
Kemudian sel telur yang diambil dari indung telur ibu akan dibuahi dengan sperma di dalam medium cairan. Setelah berhasil, embrio kecil yang terjadi dimasukkan ke rahim dengan harapan berkembang menjadi bayi.
"Dalam proses pembuatan bayi tabung, yang pertama harus menyeleksi pasien. Apakah istri dan suami layak mengikuti program bayi tabung. Apabila layak, baru bisa masuk dan mengikuti program bayi tabung. kemudian dilakukan stimulasi atau merangsang indung telur untuk memastikan banyaknya sel telur. Secara alami, sel telur hanya satu, namun untuk bayi tabung, perlu lebih dari sati sel telur untuk memperoleh embrio," paparnya.
Selain itu, lanjutnya pemantauan pertumbuhan folikel (cairan berisi sel telur di indung telur) melalui ultrasonografi untuk melihat apakah sel telur sudah cukup metang untuk dipanen atau diambil, kemudian mematangkan sel telur dengan menyuntikkan obat agar siap diambil.
"Pengambilan sel telur, kemudian diproses di laboraturium. Pengambilan sperma suami pada hari yang sama, jika tidak ada masalah, pengambilan dilakukan lewat masturbasi. Jika bermasalah, pengambilan sperma langsung dari buah zakar melalui operasi," ujarnya.
Kemudian, Pembuahan atau fertilisasi di dalam media kultur di laboraturium dan menghasilkan embrio.Transfer embrio kembali ke dalam rahim agar terjadi kehamilan, setelah embrio terbentuk, lalu penunjang fase luteal untuk mempertahankan dinding rahim dan tim Dokter memberi obat untuk mempertahankan dinding rahim ibu agar terjadi kehamilan.
"Terakhir, proses simpan beku embrio, misalnya dalam embrio pasien ada sekitar 9-15, dan yang digunakan hanya 3 embrio, maka sisanya bisa disimpan dengan cara dibekukan untuk kehamilan berikutnya, karena usia embrio bisa mencapai 10 tahun," terangya.
Lebih lanjut dia mengungkapkan, harga untuk program bayi tabung adalah sebesar Rp40-50 juta, tergantung kasus dan usia calon ibu, yang bisa mempengaruhi keberhasilan program bayi tabung, sedangkan mahalnya harga program bayi tabung dikarenakan 60 persen biaya bayi tabung adalah obat-obatan. (*)
Dokter: Keberhasilan Bayi Tabung Sebesar 45 Persen
Jumat, 30 Oktober 2015 20:16 WIB
Keberhasilan bayi tabung untuk calon ibu tergantung usia, jika usia calon ibu antara 20-30 tahun, maka kemungkinan keberhasilannya mencapai 40-45 persen, jika usia calon ibu di atas 35 tahun, maka akan terus menurun, sedangkan di atas 40, tahun maka kemungkinananya akan sangat kecil yaitu antara 10-15 persen.