Ngawi (Antara Jatim) - Korban kritis akibat kebakaran hutan di lereng Gunung Lawu, Eko Nurhadi, yang menjalani perawatan di RSUD dr Soetomo Surabaya akhirnya meninggal dunia.
Korban yang merupakan perangkat desa asal Desa Brangol, Kecamatan Karangjati, Kabupaten Ngawi, tersebut, meninggal pada Senin (26/10) sore dan langsung dibawa ke Ngawi pada malam harinya.
"Sampai di rumah duka, jenazah langsung dishalatkan dan setelah itu dimakamkan. Eko Nurhadi dimakamkan di dekat makam korban kebakaran Gunung Lawu lainnya, yakni Sumarwan dan Nanang Setia Utama yang juga kerabatnya," ujar Kepala Desa Brangol Harun Al Rasyid, di Ngawi, Selasa.
Istri korban, Nuri Dwi Ningsih, yang ikut menjemput jenazah Eko Nurhadi langsung menangis histeris saat tiba di rumah duka. Bahkan adik korban, Dwi Titin Hapsari langsung lemas dan pingsan saat mengetahui kakaknya telah berada di dalam peti.
Harun menjelaskan, berdasarkan informasi keluarga, kondisi korban menurun setelah menjalani operasi yang kedua di RSUD dr Soetomo Surabaya.
"Kondisinya langsung menurun setelah operasi yang kedua. Eko juga sempat menjalani amputasi jari kelingking sebelah kiri karena lukanya membusuk," terang Harun.
Selain itu, ia juga sulit bernafas karena paru-parunya infeksi akibat banyak menghirup asap saat mendaki Gunung Lawu yang terbakar lalu.
Eko menjalani perawatan di RSUD dr Soetomo Surabaya selama sepekan. Sebelumnya, ia menjalani perawatan di RSUD dr Sayidiman Magetan dan kemudian dirujuk ke RSUD dr Soedono Madiun.
Karena luka bakar yang diderita korban mencapai lebih dari 50 persen, oleh pihak RSUD Dr Soedono Madiun akhirnya dirujuk ke Surabaya.
Dengan meninggalnya Eko Nurhadi, maka korban tewas akibat kebakaran hutan di lereng Gunung Lawu menjadi delapan orang. Tujuh korban sebelumnya adalah empat korban asal Ngawi, dua korban asal Jakarta, dan satu korban asal Kota Blitar.
Empat korban tewas asal Ngawi adalah, Sumarwan, Nanang Setia Utama, Rita Septi Hurika, dan Awang Pradika. Dua korban asal Jakarta adalah Joko Paryitno dan Kartini, serta korban asal Blitar adalah Aris Munandar.
Sementara, satu korban kritis lainnya, yakni Novi Dwi Istiwanti masih menjalani perawatan di RSUD dr Moewardi Solo, Jawa Tengah. Korban merupakan anak dari korban tewas Sumarwan. (*)