Tulungagung (Antara Jatim) - Pengurus Daerah Muhammadiyah Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur memberikan toleransi bagi warganya untuk menyembelih hewan kurban pada Kamis (24/9), bersamaan dengan perayaan Idul Adha sebagaimana ketetapan pemerintah, demi menjaga toleransi dengan Muslim lain.
"Pada dasarnya setelah kami (warga Muhammadiyah) melaksanakan shalat Id hari ini, penyembelihan hewan kurban sudah boleh dilakukan. Namun karena ada yang (melaksanakan kurban) berkelompok dan anggotanya ada yang non-Muhammadyah, penyembelihan bisa disesuaikan," terang Ketua PD Muhammadyah Kabupaten Tulungagung, Marsudi Al Ashari di Tulungagung.
Ia mengakui tak sedikit warga Muhammadiyah di daerahnya yang melaksanakan penyembelihan hewan kurban pada Kamis, pascapelaksanaan shalat Id versi ketetapan pemerintah.
Namun kebijakan itu tidak berlaku menyeluruh. Bagi lingkungan takmir maupun pengurus tingkat cabang maupun ranting yang hewan kurbannya disumbang oleh warga Muhammadyah saja, proses penyembelihan sudah langsung dilakukan pada Rabu pagi, setelah pelaksanaan shalat Id bersama.
"Di Kecamatan Bandung, misalnya, hari ini ada lima ekor sapi dan satu kambing yang disembelih setelah pelaksanaan shalat Id, karena hewan kurbannya berasal dari warga Muhammadiyah sendiri," tuturnya.
Menurut Marsudi, jumlah hewan kurban yang terhimpun di masjid serta jajaran pengurus cabang dan ranting Muhammadiyah Tulungagung tercatat sekitar 80 ekor lebih, yang terdiri dari kambing, sapi dan kerbau.
Pelaksanaan penyembelihan hewan kurban itu tersebar di 14 pengurus cabang di tingkat kecamatan dan sekitar 50 pengurus ranting di tingkat desa/kelurahan se-Kabupaten Tulungagung.
Jumlah keanggotaan warga Muhammadiyah sendiri di Tulungagung tercatat mencapai 70 ribu orang lebih.
Namun Marsudi mengklaim jumlah keanggotaan resmi di PD Muhammadiyah Tulungagung itu hanya sekitar 25 persen dari keseluruhan warga ormas Islam terbesar di Indonesia itu, untuk wilayah Kabupaten Tulungagung.
"Kalau keanggotaan Muhammadyah sedikit, namun simpatisannya lebih banyak," ujarnya.
Sementara, pelaksanaan shalat Id yang digelar warga Muhammadyah di SMA Muhammadyah Tulungagung berlangsung khidmad.
Ketua STAI Muhammadyah Tulungagung, Nurul Amin yang didapuk menjadi khatib shalat Id mengingatkan jamaah untuk meningkatkan toleransi beragama, khususnya antarsesama muslim kendati memiliki cara pandang berbeda (khilafiah) dalam hal pelaksanaan ibadah ketauhidan. (*)