Surabaya (Antara Jatim) - Fenomena operasi pembesaran payudara di Jawa Timur dinilai meningkat berdasarkan data dari Poliklinik Bedah Plastik Rekonstruksi Estetik Graha Amerta RSUD dr. Soetomo Surabaya.
"Jumlah wanita yang menjalani operasi implan payudara di tahun 2015 ini sebanyak tiga-lima pasien dalam sebulan, sehingga apabila ditotal selama satu tahun menjadi 36-60 pasien wanita yang menjalani operasi implan, sedangkan pada tahun lalu hanya ada 1 pasien yang melakukan operasi implan per tiga bulan," kata Spesialis Bedag Plastik Rekonstruksi Estetik Graha Amerta RSUD dr. Soetomo dr Iswinarno Dso Saputro, SpBP-RE(K) di Surabaya, Rabu.
Ia mengatakan, ada dua prosedur operasi dalam proses pembesaran payudara, di antaranya dengan menggunakan 'implant silicon' dan transfer lemak dari bagian tubuh pasien yang diambil dari bagian bawah perut atau paha.
"Tentunya teknik implant silicon dengan transfer lemak memiliki kekurangan dan kelebihan masing-masing, namun umumnya pasien memilih cara menggunakan implant silicon karena dari sisi pengerjaannya, operasi impalnt silicon lebih cepat karena hanya membutuhkan waktu selama 2 jam," paparnya.
Sedangkan transfer lemak, ia menambahkan membutuhkan waktu antara 2-3 jam karena harus dilakukan injeksi lemak dengan menggunakan alat khusus yang disebut 'liposuction' ke payudara hingga beberapa kali agar mendapatkan hasil secara maksimal.
"Untuk menyedot lemak yang memiliki kualitas bagus dari bagian tubuh pasien menggunakan 'liposuction', kemudian lemak akan dimasukkan ke dlaam suatu alat yang bernama 'sentrufuk' dengan tujuan memisahkan antara air dengan lemak, lalu lemak siap diinjeksikan ke dalam payudara," ungkapnya.
Menurut dia, meskipun dilakukan injeksi berulang kali, lemak akan diserap tubuh kembali dan hasilnya juga tidak terlalu besar dengan maksimal hanya 150 cc lemak yang harus diinjeksikan ke payudara.
"Sedangkan untuk teknik implant silicon, silikon yang terselubung dilindungi oleh lapisan kemudian dimasukkan ke dalam payudara yang bertahan seumur hidup pada diri pasien, namun untuk menghindari adanya microlesi (kebocoran kecil) maka dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan setiap 10 tahun," tuturnya.
Ia menambahkan, selama pemasangan implan tersebut, pasien dianjurkan melakukan pemeriksaan untuk mengetahui kesehatan payudara dan jika keadaan payudara sehat, maka tidak perlu melakukan perbaikan lagi.
"Ukuran impant silicon yang ditanamkan di payudara bervariasi, bahkan hingga mencapai 500 cc, namun yang sering dipilih oleh pasien berukuran antara 200 cc hingga 350 cc dan pasien juga harus menjaga kebersihan kondisi tubuh untuk menghindari infeksi, jika tidak maka implant tersebut bisa saja akan dikeluarkan dari payudara," jelasnya.
Lebih lanjut dia mengungkapkan, beberapa pasien tidak hanya berasal dari Surabaya, melainkan juga dari Pasuruan, Jember, Banyuwangi, dan Malang dengan mayoritas yang menjalani operasi pemebsaran payudara di atas usia 40 tahun.
"Rata-rata pasien di atas 40 tahun dengan alasan karena faktor penampilan saja, seperti mereka ingin terlihat masih segar dan kencang sebagai salah satu usaha menjaga penampilan agar suaminya tidak mencari wanita lainnya," tandasnya. (*)
