Mewabahnya rumah makan yang menjajakan menu makanan serba pedas semakin digeluti pedagang untuk menarik perhatian, namun hanya sedikit yang mampu membuat pembelinya ketagihan.
Sego Kobong yang disajikan secara sederhana ini hampir sama dengan kebanyakan penyajian Sego Kobong (nasi bakar) di tempat lain. Dibalut dengan daun pisang yang dibakar di atas alat pemanggang hingga daun layu, berubah kecokelatan dan sedikit gosong.
Untuk penyajian seperti ini terbilang minim, namun jangan salah sangka terlebih dahulu. Sebaiknya, coba untuk mencicipinya.
Pedas dan berkeringat. Itulah komentar pertama salah seorang pembeli, Ernawati, yang seperti "kobong" (terbakar) setelah usai menyantap Sego Kobong di Pujasera Manja di belakang Universitas 17 Agustus 1945 (Untag), Jalan Manyar Jaya V no 1A-1B, Surabaya, Jawa Timur.
Pemilik rumah makan Sego Kobong, Fito, mengatakan RM yang baru dibukanya pada bulan Maret lalu, melayani pengunjung mulai pagi hingga malam, bahkan pelanggan yang rela menunggu di meja makan dengan melihat pembeli lain yang makan sambil kepedasan. Kobong!.
Dari tampilan luar, daun pisang yang panas dan sedikit berminyak sudah memikat dengan bau khasnya. Ketika dibuka, nasi yang dibumbui dengan bumbu cabai rawit merah membuat penikmat pedas untuk segera menyantap olahan tersebut.
Ditambah dengan isi di dalamnya yang bervariasi, ada ayam cincang, tongkol, dan teri. Semakin lengkap perpaduan menggoyangkan lidah dengan sensasi pedasnya, membuat mandi keringat setelah menyantap Sego Kobong yang super pedas ini.
Selain rasa pedasnya yang begitu "galak", rasa gurih dari sedikit minyak yang dihasilkan dari proses pembakaranlah yang membedakan dengan nasi bakar di tempat lain.
Untuk satu porsi sego kobong ini dibandrol dengan harga mulai Rp7.500 hingga Rp15.000. Dengan harga tersebut pengunjung dapat menikmati sensasi pedasnya. Sego Kobong ini diminati oleh semua kalangan, meskipun anak muda yang menjadi penikmat terbanyak.
Ada beberapa tingkatan level yang disuguhkan mulai level arek cabai, suro cabai, boyo cabai, murup cabai, kendel cabai, nekat cabai, hingga modar cabai.
Menurut Fito, untuk setiap harinya dari jam 12.00 WIB sampai 22.00 WIB ia mampu melayani hingga 100 porsi per hari.
Untuk merendam rasa pedas dari sego kobong, kunyah lalapan mentimun, kering tempe yang manis dan segelas teh hangat untuk menyegarkan tenggorokan kembali.(*)