Kediri (Antara Jatim) - Kopertis Wilayah VII Jawa Timur, mengawasi proses perbaikan manajemen kampus Universitas Nusantara PGRI Kediri, Jawa Timur, yang sampai saat ini statusnya masih nonaktif.
"Kami lakukan pengawasan, monitoring sampai sejauh mana resep yang kami berikan dijalankan," kata Sekretaris Pelaksana Kopertis Wilayah VII Jatim Ali Maksum saat di Kediri, Rabu.
Ia mengatakan, sejumlah "resep" yang diberikan itu di antaranya perbaikan manajemen yang dilakukan oleh yayasan dengan adanya pergantian manajemen, lalu terkait penerimaan mahasiswa baru, normalisasasi kehidupan kampus, maupun validasi data mahasiswa.
Ia mengatakan, UNP memang membutuhkan waktu agak lama untuk pemulihan. Namun, ia mengapresiasi usaha dari manajemen kampus untuk melakukan perbaikan. Dipresentasikan, komitmen untuk melakukan perbaikan itu sekitar 50 persen.
Lebih lanjut, ia mengatakan Kopertis juga tidak akan segan memberikan rekomendasi lagi, jika dari manajemen itu sudah lebih dari 50 persen melakukan perbaikan. Kemenristek Dikti pun ketika memberikan keputusan, tetap akan koordinasi dengan Kopertis.
Namun, ia meminta agar manajemen juga hati-hati dan melakukan verifikasi dengan benar. Ia berharap, adanya proses perbaikan ini tidak dimanfaatkan segelintir orang sebagai "penumpang gelap", dimana sebenarnya tidak menjalani kuliah secara aktif dan hanya setor nama saja.
Ketua Yayasan UNP Kediri Sugiono mengatakan yayasan memang terus koordinasi dengan kopertis untuk perbaikan manajemen. Hal ini dilakukan, agar status kampus bisa kembali lagi, yaitu aktif.
"Kami mengakui UNP ada masalah, untuk itu harus disembuhkan dan dokternya adalah Kopertis dan Dikti (Kemenristek Dikti)," katanya.
Ia optimistis, dengan perbaikan manajemen saat ini, status kampus dengan mahasiswa cukup besar di Kediri ini bisa kembali aktif, sehingga kepercayaan masyarakat pun pulih. Untuk perbaikan awal, sudah memutuskan untuk mengganti rektor, dari semula Samari digantikan oleh Sulistyono.
Walaupun status nonaktif, untuk kegiatan belajar mengajar di kampus itu tetap berjalan seperti biasa. Mahasiswa pun juga tetap mengikuti kegiatan belajar mengajar sesuai dengan jadwal.
Tim dari Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Kemenristek Dikti) melakukan audit akademis di kampus UNP PGRI Kediri, terkait dengan status nonaktif kampus tersebut.
Dari pemeriksaan, diketahui terdapat beberapa masalah, seperti tentang rasio antara dosen pengajar dan mahasiswa. Sejumlah jurusan rasionya dinilai tidak masuk akal, karena melebihi dari porsi ideal kegiatan belajar mengajar.
Untuk jurusan PAUD rasionya adalah 1:340 (satu dosen dengan 340 mahasiswa), jurusan manajemen 1:90, jurusan bimbingan konseling 1:139, jurusan pendidikan jasmani dan kesehatan 1:190, dan jurusan PGSD 1:115. Padahal, secara ideal, antara dosen dengan mahasiswa untuk jurusan IPA adalah 1:35 dan IPS 1:45.
Selain masalah rasio dosen, juga menemukan tentang blangko ijazah yang diketahui tidak ada nomor seri. Padahal, nomor seri itu penting, dimana nantinya mahasiswa bersangkutan akan terdata di sistem. Jika dalam blangko ternyata tidak ada nomor seri, dikhawatirkan bisa dipalsukan. (*)