Surabaya, (Antara Jatim) - Mahasiswa Univeristas Kristen Petra Surabaya, Jawa Timur, Stephanie Theodora Susilo menciptakan permainan bernama "Hurdle Noodle" yang mengenalkan bahaya zat-zat tekandung dalam sebungkus mi intsan atau mi cepat saji.
"Permainan ini sengaja saya buat untuk anak-anak, tujuannya memberikan informasi mengenai zat-zat berbahaya dalam mi instan, sehingga menumbuhkan kesadaran bahwa mi instan tidak baik bagi kesehatan," kata Stephanie saat menunjukkan karyanya yang merupakan tugas akhir kuliahnya di Universitas Kristen Petra, Surabaya, Jatim, Kamis.
Mahasiswi Jurusan Desain Komunikasi Visual (DKV) ini mengaku, ide membuat permainan yang diadaptasi dari permainan ular tangga itu berawal dari keprihatinanya melihat banyak anak yang mengkonsumsi mi instan tanpa mengetahui kandungan zatnya.
"Dari literatur yang saya temukan mi instan tidak baik bagi kesehatan karena memiliki zat-zat berbahaya, seperti "monosodium glutamat" (MSG) atau penyedap rasa," ucap bungsu dari dua bersaudara ini.
Ia mengatakan, penyedap rasa memiliki dampak buruk bagi tubuh, seperti menyebabkan bintik merah, bengkak, muntah, hingga migrain.
Mahasiswi angkatan 2011 ini menjelaskan, pola permainan Hurdle Noodle seperti bermain papan ular tangga, yang setiap langkah ada keterangan kandungan zat dalam mi instan.
Selain itu, pada papan utama tempat meletakkan pion diberi keterangan kandungan dan bahan dasar mi, serta ada tambahan koin dan papan karakter yang mewakili empat orang yang bermain dalam permainan tersebut.
"Permainan ini menarget siswa SMP sebagai usia minimal untuk memainkannya, karena saat SMP anak telah menerima pelajaran mengenai bahan tambahan makanan dan zat aditif di masing-masing sekolah," katanya.
Ia berharap, dengan bermain Hurdle Noodle selain mengetahui kandungan mi instan, setiap siswa juga menjadi lebih siap mendapatkan pelajaran mengenai bahan makanan dan zat aditif di sekolah.
"Permainan ini saya ciptakan sebagai bagian dari tugas akhir kuliah, dan saya selesaikan dalam waktu tiga bulan mulai dari penyusunan ide hingga pencetakan bentuk fisik permainan," katanya.
Hasil idenya yang diberi judul "Perancangan Board Game Untuk Remaja Tentang Kandungan Mi Instan Dan Dampaknya" mengantarkan Stephanie meraih hasil terbaik dengan predikat penuh pujian atau cum laude dan memperoleh IPK 3,72 pada acara wisudawan ke-68 UK Petra.
Sementara itu, total mahasiswa yang melakukan wisudawan mencapai 1035 orang yang terbagi dari 1018 wisudawan S-1 dan 17 wisudawan program pasca sarjana, serta menghasilkan 198 wisudawan cum laude yang teridri dari enam wisudawan program S-2, dan 192 wisudawan cumlaude untuk S-1.(*)
"Permainan ini sengaja saya buat untuk anak-anak, tujuannya memberikan informasi mengenai zat-zat berbahaya dalam mi instan, sehingga menumbuhkan kesadaran bahwa mi instan tidak baik bagi kesehatan," kata Stephanie saat menunjukkan karyanya yang merupakan tugas akhir kuliahnya di Universitas Kristen Petra, Surabaya, Jatim, Kamis.
Mahasiswi Jurusan Desain Komunikasi Visual (DKV) ini mengaku, ide membuat permainan yang diadaptasi dari permainan ular tangga itu berawal dari keprihatinanya melihat banyak anak yang mengkonsumsi mi instan tanpa mengetahui kandungan zatnya.
"Dari literatur yang saya temukan mi instan tidak baik bagi kesehatan karena memiliki zat-zat berbahaya, seperti "monosodium glutamat" (MSG) atau penyedap rasa," ucap bungsu dari dua bersaudara ini.
Ia mengatakan, penyedap rasa memiliki dampak buruk bagi tubuh, seperti menyebabkan bintik merah, bengkak, muntah, hingga migrain.
Mahasiswi angkatan 2011 ini menjelaskan, pola permainan Hurdle Noodle seperti bermain papan ular tangga, yang setiap langkah ada keterangan kandungan zat dalam mi instan.
Selain itu, pada papan utama tempat meletakkan pion diberi keterangan kandungan dan bahan dasar mi, serta ada tambahan koin dan papan karakter yang mewakili empat orang yang bermain dalam permainan tersebut.
"Permainan ini menarget siswa SMP sebagai usia minimal untuk memainkannya, karena saat SMP anak telah menerima pelajaran mengenai bahan tambahan makanan dan zat aditif di masing-masing sekolah," katanya.
Ia berharap, dengan bermain Hurdle Noodle selain mengetahui kandungan mi instan, setiap siswa juga menjadi lebih siap mendapatkan pelajaran mengenai bahan makanan dan zat aditif di sekolah.
"Permainan ini saya ciptakan sebagai bagian dari tugas akhir kuliah, dan saya selesaikan dalam waktu tiga bulan mulai dari penyusunan ide hingga pencetakan bentuk fisik permainan," katanya.
Hasil idenya yang diberi judul "Perancangan Board Game Untuk Remaja Tentang Kandungan Mi Instan Dan Dampaknya" mengantarkan Stephanie meraih hasil terbaik dengan predikat penuh pujian atau cum laude dan memperoleh IPK 3,72 pada acara wisudawan ke-68 UK Petra.
Sementara itu, total mahasiswa yang melakukan wisudawan mencapai 1035 orang yang terbagi dari 1018 wisudawan S-1 dan 17 wisudawan program pasca sarjana, serta menghasilkan 198 wisudawan cum laude yang teridri dari enam wisudawan program S-2, dan 192 wisudawan cumlaude untuk S-1.(*)