Surabaya (Antara Jatim) - Bakal Calon Wali Kota Surabaya Dhimam Abrod Djuaraid mengembalikan formulir pendaftaran calon kepala daerah ke Dewan Pimpinan Cabang Partai Hati Nurani Rakyat (Hanura) kota setempat dalam rangka Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2015.
"Pengembalian formulir ini sebagai bentuk keseriusan saya maju di Pilkada mendatang dan semoga Partai Hanura bisa menjadi pengusung," ujarnya di sela pengembalian formulir di Kantor Hanura Surabaya, Kamis.
Tidak hanya melalui Hanura, Ketua Harian KONI Jatim tersebut juga telah mengembalikan formulir serupa ke Partai Gerindra dan Partai Golkar pada beberapa waktu lalu.
Ia mengaku sengaja mendaftar melalui banyak partai dengan harapan salah satu dari partai mengusungnya dan ada kemungkinan semua partai tersebut akan mengunggulkan namanya dalam perebutan kursi nomor satu di "Kota Pahlawan" ini.
Menurut eks pemimpin redaksi sejumlah media cetak tersebut, saat ini butuh koalisi besar dari berbagai partai politik untuk melawan calon petahana Tri Rismaharini yang pengusungan melalui PDI Perjuangan tinggal formalnya saja.
"Saya maju lewat banyak partai juga berharap ada koalisi besar di luar PDI Perjuangandan semoga terwujud dengan mengusung misi dan pandangan yang sama," katanya.
Sementara itu, Sekretaris Tim Penjaringan Bakal Calon Wali Kota Surabaya DPC Partai Hanura Kota Surabaya, Edi Rachmat mengatakan Dhimam Abror merupakan orang ketiga yang maju melalui partainya setelah Sukoto dan Antony Bachtiar.
Partainya, lanjut dia, membuka pendaftaran Bacawali Kota Surabaya hingga akhir Mei dan berikutnya menyerahkan ke DPW serta mendapat surat rekomendasi dari DPP.
"Tapi kami akan membentuk tim seleksi calon yang dipimpin oleh Ketua DPC. Nantinya juga akan digelar survei untuk mengukur elektabilitas calon," ucapnya.
Dalam Pilkada yang digelar Desember mendatang, Hanura wajib berkoalisi dengan partai politik lainnya agar bisa mengusung sendiri pasangan calon wali kota dan wakilnya.
Sesuai aturan KPU, partai pengusung harus memiliki minimal 10 kursi di DPRD Surabaya atau 20 persen suara di Pemilu 2014, sementara Hanura hanya memiliki tiga kursi. (*)