UPT: Bengawan Solo Di Hilir Jatim Aman
Rabu, 29 April 2015 11:46 WIB
Bojonegoro (Antara Jatim) - Unit Pelaksana Teknis (UPT) Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Bengawan Solo di Bojonegoro menyatakan Bengawan Solo daerah hilir Jawa Timur (Jatim), aman, meskipun di Lamongan status Bengawan Solo masih siaga banjir.
"Bengawan Solo di hilir Jawa Timur aman, sebab di daerah Ngawi, juga hulu Jawa Tengah tidak terjadi banjir," kata Kasi Operasi UPT Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Bengawan Solo di Bojonegoro Mucharom, Rabu.
Melihat perkembangan yang ada, menurut dia, ketinggian air Bengawan Solo di daerah hilir Jawa Timur akan terus turun hingga di bawah siaga banjir, sepanjang tidak ada tambahan air hujan.
Apalagi, lanjut dia, ketinggian air di Ndungus, Ngawi, juga di Solo, Jawa Tengah tidak masuk siaga banjir.
"Hujan yang terjadi saat ini di Bojonegoro tidak banyak menambah debit air Bengawan Solo," tandasnya.
Lebih lanjut ia menjelaskan status Bengawan Solo di Bojonegoro, di bawah siaga banjir, sejak sehari lalu. Padahal, sebelumnya ketinggian air di Bojonegoro sempat masuk siaga II dengan ketinggian air 14,02 meter.
"Turunnya air di daerah hilir Jawa Timur, cukup lama, sebab terganggu air laut pasang," jelas dia.
Sesuai data di UPT Bengawan Solo, pada waktu bersamaan ketinggian air di Babat, Laren, Karanggeneng, dan Kuro, Lamongan, dengan ketinggian 7,10 meter (siaga I), 5,05 meter (siaga I), 3,70 meter (siaga I) dan 1,60 meter.
Menurut dia, ancaman banjir Bengawan Solo di daerah hilir Jawa Timur masih belum reda, sebab hujan yang terjadi saat ini masih berpotensi menimbulkan banjir.
"Kami masih tetap mewaspadai potensi ancaman banjir Bengawan Solo, sebab curah hujan yang terjadi saat ini cukup tinggi," ujarnya.
Sekretaris Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bojonegoro Nadif Ulfia, menjelaskan pihaknya terus melakukan pemantauan perkembangan ketinggian air Bengawan Solo di daerahnya, termasuk perkembangan cuaca.
"Kami memantau perkembangan cuaca setiap hari berdasarkan data yang dikeluarkan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Juanda, Surabaya," paparnya.
Yang jelas, kata Kepala BPBD Bojonegoro Andik Sudjarwo, menambahkan, luapan Bengawan Solo yang terjadi selama musim hujan tahun tidak menimbulkan kerugian, sebab para petani di sepanjang daerah aliran sungai (DAS) Bengawan Solo, sudah panen terlebih dulu, sebelum luapan air banjir datang.(*)