Busana Bahan Daur Ulang Meriahkan Banyuwangi Festival
Sabtu, 14 Maret 2015 21:37 WIB
Banyuwangi (Antara Jatim) - Peragaan busana berbahan dasar daur ulang yang dibawakan ratusan model cilik hingga dewasa memeriahkan ajang Banyuwangi Festival 2015 yang diselenggarakan di Pantai boom, Sabtu.
Atraksi wisata bertajuk "Green & Recycle Fashion" itu tampak meriah ketika para model berlenggak-lenggok membawakan busana berbahan barang bekas yang disaksikan ribuan penonton yang mengelilingi Pantai Boom.
Meski dari bahan-bahan bekas, busana yang dibawakan model-model ini tak kalah menarik dengan yang menggunakan kain mahal. Ada yang berbentuk kupu-kupu, ada pula yang mirip putri kipas dengan sanggul menjulang. Mereka tampak sangat cantik dengan busana relatif murah tetapi tetap bagus.
Chika Cladis Prisilia (5), salah seorang model cilik, mengatakan sudah terbiasa mengenakan busana pesta dengan bahan koran bekas, dimana atasannya terbuat dari bungkus kopi instan dan ikat pinggangnya dari tutup botol minuman kaleng.
"Untuk membuat ini kami butuh satu minggu, mulai mendesain hingga menganyam atasan gaunnya. Ini membutuhkan ketelitian dan keseriusan. Tapi kami sangat puas, baju ini akan kami simpan untuk ikut fashion show serupa," kata Frinda, orang tua Chika.
Peragaan busana dari bahan daur ulang ini merupakan salah satu agenda Banyuwangi Festival 2015, sebuah ajang promosi wisata dengan puluhan atraksi sepanjang tahun di kabupaten ujung timur Pulau Jawa itu.
"Atraksi ini bukan sekadar parade fashion, tetapi lebih pada upaya mengirim pesan penting tentang bagaimana bahan yang tidak terpakai bisa digunakan kembali. Kita kemas dalam kegiatan fashion agar masyarakat khususnya anak muda lebih tertarik untuk berpartisipasi dan terlibat dalam kreasi daur ulang,¿ kata Bupati Banyuwangi, Abdullah Azwar Anas.
Dengan atraksi itu, pemandangan di Pantai Boom memang sangat menarik. Hampir semua ornamen yang digunakan dari bahan bekas. Seperti meja undangan yang terbuat dari ban bekas, tenda juga menggunakan bambu yang ditutup paranet. Hiasan tenda juga terbuat dari pernak-pernik gelas bekas minuman plastik.
Kepala Dinas Kebersihan dan Pertamanan Arief Setiawan menambahkan, acara ini diharapkan menggugah masyarakat agar lebih peduli dengan sampah terutama sampah nonorganik, karena bisa bermanfaat dan mempunyai nilai ekonomi jika dikemas dengan bagus. "Kertas jangan hanya sekadar dibuang begitu saja ke tanah, namun harus didaur ulang menjadi sesuatu yang berguna, bahkan bernilai lebih," kata Arief. (*)