Surabaya (Antara Jatim) - PT Philips Indonesia siap membantu Pemerintah Kota Surabaya memasang lampu penerangan jalan umum (PJU) dengan teknologi Light-Emitting Diode (LED) guna menghemat anggaran pemerintah hingga 60 persen. "Kalau menggunakan lampu PJU bukan LED, mayoritas pemakaian listriknya memerlukan daya sangat besar sehingga dari sisi biaya listrik sangat boros," kata Presiden Direktur Philips Indonesia, Suryo Suwignjo, saat ditemui di Surabaya, Jumat. Ia mengungkapkan, kini teknologi LED yang dikenalkan dengan lampu PJU jenis Smart Touch tersebut sudah diujicobakan di sejumlah daerah di Tanah Air. Salah satunya di Jalan Slamet Riyadi, Solo dengan memasang beberapa lampu. "Dalam waktu dekat kami juga menguji coba lampu serupa di Kantor Gubernur DKI Jakarta dan beberapa di balai kota," ujarnya. Untuk di Surabaya, jelas dia, sampai sekarang produsen berbagai jenis lampu itu sedang melakukan penjajakan kerja sama dengan Pemkot Surabaya. Jika pendekatan itu berhasil maka lokasi yang banyak dikunjungi masyarakat termasuk protokol jalan bisa dipasangi lampu PJU jenis LED. "Misal dipasang di Taman Bungkul atau tempat lain yang memang banyak kerumunan orang. Dengan begitu, kejadian yang tidak diinginkan bisa diminimalkan," katanya. Mengenai mekanisme pemasangan, tambah dia, tiap lampu bisa dipasang di masing-masing tiang. Jaringan lampu tersebut ke depan seperti jaringan anjungan tunai mandiri (ATM) sehingga dapat dikontrol dari pusat. "Tiang itu akan memiliki nomor khusus dan bisa ditelepon sewaktu-waktu. Jadi bisa ditelpon kapan harus nyala atau mati termasuk dapat dilihat berapa biaya listrik dan penggunaan listriknya," katanya. Untuk di Surabaya, sebut dia, sampai sekarang pihaknya belum menghitung berapa jumlah tiang yang bisa dipasangi lampu tersebut. Sementara, dari sisi investasi hal itu juga tidak bisa dinilai dengan dana khusus karena saat ini fokus utamanya adalah efisiensi energi. "Pada masa mendatang, pemasangan lampu PJU berteknologi LED yang diterapkan melalui Program City Touch itu yakni kota-kota besar di Indonesia. Seperti Bandung, Semarang, dan Medan," katanya. Di sisi lain, lanjut dia, secara umum pendapatan perusahaan itu disumbang oleh penjualan lampu. Performa penjualan itu mampu mencatatkan posisi pertama kemudian di peringkat kedua dikontribusi penjualan sejumlah perangkat medis, dan perangkat elektronik yang menunjang gaya hidup. "Khusus untuk produk televisi dan elektronik lain, sekarang sudah kami spin off karena persaingan di sektor bisnis itu semakin ketat saat ini," katanya.(*)
Berita Terkait
Istana: Menu susu Program MBG diprioritaskan untuk daerah penghasil
21 Januari 2025 12:02
Respons dugaan pungli, Istana: MBG dikelola ketat Badan Gizi Nasional
21 Januari 2025 11:23
Nations League: Palmer, Foden, dan Watkinsabsen bela Timnas Inggris
4 September 2024 06:53
Presdir Philips: Malang Pasar Potensial Pencahayaan
23 November 2016 21:39
Peresmian Kantor Philips Healthcare
22 Mei 2014 21:24
"Philips"-PDSRI Latih Ratusan Tenaga Kesehatan Profesional
12 Oktober 2013 16:50
Philips Berbagi Tips Belajar Sehat Siswa SD
30 Mei 2013 18:28
RCTI-Phillips Jadikan Surabaya Kota Terang Hemat Energi
27 April 2013 00:07
