30 Warga sipil Tewas Akibat Bom Mortir di Afghanistan Selatan
Kamis, 1 Januari 2015 10:10 WIB
Lashkar Gah, Afghanistan, (Antara/Xinhua-OANA) - Sebanyak 30 warga sipil tewas dan sejumlah lagi cedera setelah bom mortir menghantam satu desa di Kabupaten Sangin di Provinsi Helmand di Afghanistan Selatan pada Rabu malam (31/12), kata beberapa sumber, Kamis pagi.
"Sedikitnya 30 warga sipil, termasuk beberapa perempuan dan anak kecil, tewas, dan puluhan orang lagi cedera setelah beberapa bom mortir menghantam rumah di Desa Mayyan Dazu pada Rabu larut malam," kata seorang pejabat provinsi kepada Xinhua.
Kebanyakan korban berada di satu rumah tempat pesta perkawinan sedang diselenggarakan, katanya. Ia menambahkan, "Peristiwa itu terjadi selama pertempuran antara pasukan keamanan dan gerilyawan Taliban."
Beberapa sumber lokal mengatakan lebih dari 40 orang menderita luka dan mereka dibawa ke beberapa rumah sakit di Ibu Kota Provinsi itu, Lashkar Gah.
"Jumlah korban jiwa mungkin bertambah sebab banyak orang yang cedera berada dalam kondisi kritis," kata sumber tersebut, sebagaimana diberitakan Xinhua --yang dipantau Antara di Jakarta, Kamis pagi.
Kabupaten Sangin, yang berada di bagian utara Lashkar Gah, telah menjadi ajang pertempuran sengit antara anggota Taliban dan pasukan keamanan Afghanistan selama dua bulan belakangan, setelah pasukan NATO mundur dari kabupaten itu.
Helmand memiliki reputasi buruk sebagai daerah penghasil opium dan dikenal sebagai kubu Taliban.
Tentara pimpinan NATO dan AS direncanakan beralih dari misi tempur ke peran pendukung pada Kamis. Peran tersebut direncanakan dipusatkan pada pelatihan, pemberian saran dan bantuan buat pasukan keamanan Afghanistan, dan hampir 13.000 prajurit asing akan terlibat dalam misi itu.
Hari Kamis juga menandai peralihan tugas penuh keamanan dari pasukan asing ke pasukan keamanan Afghanistan.
Lebih dari 3.180 warga sipil tewas dan hampir 6.430 orang lagi cedera dalam konflik dan serangan pimpinan Taliban dari 1 Januari sampai 30 November 2014, demikian data resmi yang disiarkan oleh misi PBB di negeri tersebut.
Para pejabat menuduh gerilyawan Taliban dan kelompok lain bersenjata sebagai pelaku serangan itu dan tewas dan cederanya banyak warga sipil. (*)