Penyair Musisi Indonesia dapat Penghargaan dari Malaysia
Senin, 8 Desember 2014 11:02 WIB
Surabaya (Antara Jatim) - Penyair musisi asal Indonesia Walidha Tanjung Files yang akrab dengan nama pena dan panggung Fileski mendapat penghargaan dari organisasi sastrawan Malayaia E-Sastera dalam bidang musikalisasi puisi bersama sejumlah sastrawan dari sejumlah negara.
"Selain saya, dari Indonesia ada Muhammad Rois Rinaldi, cerpenis asal Cilegon, Banten. Kalau yang lainnya saya tidak tahu persis, mungkin berasal dari Malaysia sendiri, Brunai Darussalam, Singapura, atau Thailand," kata penyair yang juga dikenal sebagai violis itu kepada Antara di Surabaya, Senin.
Ia menjelaskan penghargaan yang diserahkan di Kuala Lumpur, Sabtu, 6 Desember 2014 itu merupakan inisiatif dari E-Sastera, organisasi pegiat sastra yang khusus memberikan penghargaan kepada karya-karya satra setiap tahunnya, mulai dari puisi, musikalisasi puisi, cerpen, novel, esai, pantun dan lainnya.
"Mereka menilai karya para kreator sastra siber atau karya yang diunggah di internet, dengan menghimpun panel hakim atau kumpulan juri dari Malaysia untuk menilai karya mereka yang dinilai produktif mengunggah karyanya di internet," ucapnya.
Files yang lahir di Madiun, Jawa Timur, 21 Februari 1988, itu mengirim sejumlah kumpulan komposisi musikalisasi puisi yang telah direkam di studio Percakapan Obrolan Berakhir," katanya.
Files mengaku terkejut dan tidak menyangka mendapatkan penghargaan itu. Penghargaan itu dinilai sebagai berkah dan penyemangat yang luar biasa, sebab di antara banyaknya kreator musikalisasi puisi panel hakim dari Malaysia justru memilihnya sebagai penerima penghargaan.
"Dari awal saya pesimis menang karena begitu banyak kreator musikalisasi puisi yang menjadi peserta dalam ajang ini. Karenanya saat ada undangan malam penghargaan saya tidak antusias untuk datang. Akhirnya saya sangat menyesal ketika membayangkan nama saya dibacakan, tapi orangnya tidak datang. Sementara Rois datang," tuturnya.
Fileski itu sudah cukup dikenal di Asia Tenggara dengan inovasinya menggabungkan karya puisi dan gesekan biolanya di tengah lesunya dunia kesusastraan. Rekor 11 jam bermain musik puisi dan tur Resital Biola Puisi pada Bulan Bahasa di Singapura adalah beberapa gebrakan sastra pertunjukan yang pernah ia jalani.
Selain musikalisasi puisi, E-sastera juga memberikan penghargaan untuk bisang Sasterawan Kuala Lumpur, Anugerah Ulasan Alam Siber, Anugerah Kritikan Alam Siber, Anugerah Haiku Alam Siber, Anugerah Tanka Alam SIber, Anugerah Soneta Alam Siber, Anugerah Pantun Alam Siber, Anugerah Lagu Puisi Alam Siber, Anugerah Dampak Tinggi, Anugerah Semarak Karya, Penulis Harapan, Penulis Siber Harapan, Anugerah Cerpen Alam Siber, Anugerah Penyair Alam Siber. (*)