Magetan (Antara Jatim) - Sejumlah siswa Madrasah Ibtidaiyah (MI) Miftahul Huda di Desa Kauman, Kabupaten Magetan, Jawa Timur, terpaksa belajar di ruang guru akibat atap bangunan kelas mereka roboh terkena angin puting beliung. "Ruang kelas lima dan enam atapnya roboh akibat terpaan angin kencang disertai hujan pada Senin (17/11) kemarin. Makanya mereka dipindah ke ruang kelas dua dan tiga," ujar Kepala MI Miftahul Huda Desa Kauman, Kecamatan Karangrejo, Masnan, Selasa. Data sekolah setempat mencatat, para siswa yang belajar di ruang guru adalah siswa kelas dua dan tiga. Itu karena ruang kelas mereka digunakan oleh siswa kelas lima dan enam yang kelasnya rusak terkena bencana angin kencang. Menurut dia, meski siswa kelas dua dan tiga berada di ruangan yang sempit dan jauh dari kelayakan kelas, pihaknya memastikan proses belajar dan mengajar tidak akan terganggu. Apalagi, jumlah siswanya relatif sedikit, sehingga ruangan yang kecil dan seadanya tersebut tidak akan mengganggu proses belajar siswa. Sementara itu, hingga Selasa siang, pihak sekolah belum membersihkan puing-puing reruntuhan atap bangunan yang ambruk. Pihak sekolah mengaku masih akan berkoordinasi dengan yayasan. "Kami masih akan berkoordinasi dengan yayasan, termasuk rencana untuk merenovasi dua ruang kelas yang rusak," kata Masnan lebih lanjut. Sementara, data BPBD Magetan mencatat, hampir semua kecamatan di Magetan rawan terhadap bencana alam saat musim hujan berlangsung. Sehingga, warga Magetan yang berdomisili di daerah rawan tersebut diminta untuk waspada jika curah hujan sedang tinggi. Sesuai pemetaan, untuk daerah rawan bencana banjir sering melanda Kecamatan Takeran, Lembeyan, dan Kartoharjo. Sebab, wilayah tersebut berada di aliran Bengawan Madiun. Anak sungai Bengawan Madiun yang melintasi tiga kecamatan tersebut selalu meluap jika ketinggian air Bengawan Madiun meningkat. Sementara, bencana angin puting beliung rawan terjadi di daerah Kecamatan Panekan, Sukomoro, Bendo, Kawedanan, Magetan, dan Takeran. Sedangkan daerah rawan tanah longsor adalah, Kecamatan Plaosan, Poncol, Sidorejo, dan Parang. (*)
Siswa Magetan Terpaksa Belajar di Ruang Guru
Selasa, 18 November 2014 18:12 WIB