Empat Pelaut Terkatung-Katung di Taiwan Selatan
Rabu, 8 Oktober 2014 15:34 WIB
Oleh M. Irfan Ilmie
Pingtung (Antara) - Nasib empat orang pelaut asal Indonesia terkatung-katung di Taiwan bagian selatan akibat tidak mendapatkan pekerjaan sebagaimana dijanjikan pihak agen penyalur tenaga kerja.
"Kami ingin meninggalkan Taiwan, namun tidak ada uang untuk pulang," kata Suyono (36) mewakili ketiga temannya yang berada di rumah penampungan nelayan asal Indonesia di Pelabuhan Donggang, Pintung County, Taiwan, Rabu.
Pria asal Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, itu tidak menyangka jika keberadaannya di Taiwan bernasib sial. Padahal, selama ini dia bekerja sebagai juru mesin kapal di Bali.
"Saya meninggalkan Bali karena tergiur oleh rayuan teman bahwa kerja di Taiwan gajinya tinggi," ujar Suyono yang sebelumnya tinggal bersama keluarganya di Desa Jabaran, Kecamatan Mojowarno, Kabupaten Jombang, Jatim, itu.
Ia berangkat ke Taiwan pada bulan Juli 2014 melalui perusahaan pengerah jasa tenaga kerja Indonesia PT Jaya Makmur, Jakarta.
Suyono dan ketiga temannya dijemput oleh seorang agen sesampainya di Bandar Udara Internasional Touyuan, Taiwan. "Paspor kami diminta oleh agen tersebut. Lalu kami hanya diberi salinannya," ujarnya.
Namun, sejak Agustus hingga pertengahan September 2014, dia dan ketiga temannya tidak mendapatkan pekerjaan sebagaimana dijanjikan oleh agen tersebut.
Lama menganggur, bekal yang dibawa dari Indonesia pun habis, sehingga mereka melapor ke kantor imigrasi Taiwan di Taipei. (*)