Eksotika Pulau Tabuhan, Surga Tersembunyi di Banyuwangi
Jumat, 3 Oktober 2014 10:18 WIB
Pantai dengan hamparan pasir putih yang bersih dan kejernihan air laut adalah daya tarik utama Pulau Tabuhan yang terletak tak jauh dari pusat kota Banyuwangi, Jawa Timur.
Setelah menjadi tempat perhelatan ajang "kitesurfing" (selancar layang) internasional beberapa waktu lalu, Pulau Tabuhan yang mempunyai luas 5 hektare kian banyak dilirik. Inilah surga tersembunyi (the hidden paradise) di ujung timur Pulau Jawa.
"Tempatnya indah dan bersih. Tidak mengherankan jika tiap akhir pekan kini selalu ramai dikunjungi," ujar Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Banyuwangi, Yanuar Bramuda.
Untuk mencapai Pulau Tabuhan yang terletak persis di tengah Selat Bali yang memisahkan Pulau Jawa dan Pulau Bali, wisatawan bisa menuju ke Pantai Bangsring, sekitar 20 kilometer dari pusat kota, untuk kemudian menyeberang ke Pulau Tabuhan. Pantai Bangsring berhadapan langsung dengan Pulau Tabuhan. Di Pantai Bangsring, wisatawan bisa bersantai di gazebo.
Sebelum menyeberang ke Pulau Tabuhan, wisatawan juga bisa menyelam di Pantai Bangsring. Di sana terdapat terumbu karang yang dilestarikan oleh kelompok nelayan dan warga pesisir Bangsring.
Dari Pantai Bangsring, wisatawan bisa menyeberang ke Pulau Tabuhan dengan perahu yang disewakan oleh sejumlah warga setempat. Perahu itu ada setiap saat untuk wisatawan. Harga sewanya berkisar Rp 500.000 untuk satu perahu berisi 10 penumpang. Perahu itu akan mengantar wisatawan pergi-pulang ke Pulau Tabuhan.
Di sepanjang perjalanan menuju pulau dengan pantai berpasir putih bersih ini, wisatawan bisa menikmati pemandangan menawan gradasi warna laut mulai hijau, biru muda sampai biru tua.
Hanya sekitar 30 menit melintas, wisatawan akan langsung sampai di Pulau Tabuhan. Dan itulah surga tersembunyi: pantai pasir putih dengan air yang sangat jernih berwarna hijau tosca. Tak hanya itu, wisatawan bisa melihat berbagai satwa, termasuk burung Maleo yang menjadikan Pulau Tabuhan sebagai tempat bermigrasi.
Wisatawan bisa bermain air dengan, bahkan bisa pula melihat berbagai ikan hias karena saking jernihnya air. Tentu saja, wisatawan bisa menyelam dan melihat terumbu karang yang dihuni ribuan spesies ikan, bunga karang, dan berbagai tumbuhan laut lainnya.
Jangan khawatir, bagi yang minat snorkeling dan diving, ada pemandu profesional yang siap mendampingi. Mereka adalah nelayan yang sudah dilatih. Untuk melihat terumbu karang pun cukup di kedalaman 2 meter bagi penyelam pemula. Ingin tantangan yang lebih ekstrem, wisatawan bisa menikmati keindahan bawah laut hingga kedalaman 15-20 meter.
Yang membuat betah, wisatawan dapat melihat atraksi pencari ikan hias yang menangkap ikan langsung dengan tangan dan peralatan sederhana.
Lelah bermain air, wisatawan bisa berkeliling Pulau Tabuhan. Ada bekas reruntuhan bangunan yang dulunya merupakan mercusuar yang dibangun oleh penjajah Belanda.
Kini, Pulau Tabuhan juga semakin sering digunakan sebagai tempat selancar layang (kitesurfing) dan selancar angin (windsurfing).
Angin yang berembus dengan cukup kencang sesekali membuat para "kitesurfer" (sebutan peselancar layang) dan windsurfer (peselancar angin) terangkat dari air dan melayang-layang di udara. Sebuah atraksi yang cukup fantastis untuk dinikmati.
Para kitesurfer itu meliuk terbang ke udara lalu melandai kembali berselancar di atas air dengan gerakan-gerakan yang mengundang decak kagum.
Peselancar layang asal Belanda Jeroen van Der Kooij mengatakan, Pulau Tabuhan menjadi tempat istimewa bagi para peselancar layang. Kecepatan angin di laut sekitar pulau ini yang berkisar 20-30 knot, sangat baik untuk bermain kitesurfing maupun windsurfing.
"Pulau Tabuhan salah satu tempat paling bagus di Indonesia untuk main selancar layang dan selancar angin. Angin kencang setiap saat, tidak usah menunggu datangnya angin seperti di Bali," kata Jeroen.
Memang, daerah itu disebut Pulau Tabuhan lantaran anginnya yang cukup kencang sehingga terdengar seperti tetabuhan musik.
Dia menambahkan, Pulau Tabuhan sangat cocok untuk bermain gaya bebas kitesurfing dan windsurfing, karena lautnya yang tanpa ombak. "Kami baru mengetahui kalau Pulau Tabuhan sangat potensial untuk olahraga ini tahun lalu. Jika saja sudah tahu sejak dulu, pasti sudah lama ke sini. Teman-teman kitesurfer yang biasanya main di Bali sekarang banyak yang ke sini," tambahnya.
Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas mengatakan, Pulau Tabuhan akan terus dipromosikan. Misalnya dengan ajang Summer Kitesurf Camp beberapa waktu yang diikuti banyak pihak dari luar negeri. "Ini menjadi salah satu cara efektif untuk mempromosikan pariwisata Banyuwangi, khususnya di wilayah utara, setelah sebelumnya wilayah selatan lebih dulu dikenal," ujar Anas.
Di kawasan selatan kabupaten berjuluk "The Sunrise of Java" itu, terdapat objek wisata pantai yang tidak kalah menawan dan indah, seperti Pantai Pulau Merah dengan pasir putih dan gugusan pulau-pulaunya, Pantai Sukamade sebagai tempat penangkaran penyu, dan Pantai Plengkung atau "G-Land" sebagai tempat beraksi peselancar mancanegara.
"Satu lagi potensi pariwisata Banyuwangi yang tergali. Pulau Tabuhan menyimpan pesona yang belum diketahui banyak orang. Pasir putih yang halus, air laut yang jernih dan biota lautnya yang menawan. Kami ingin Pulau Tabuhan menjadi destinasi idola, sehingga makin banyak wisatawan. Tujuan akhirnya apalagi kalau bukan kesejahteraan masyarakat," kata Anas.
Tunggu apalagi. Ke Pulau Tabuhan, dengan hamparan pasir putih, air laut nan jernih, dan burung-burung beterbangan rendah, wisatawan akan serasa berada di daerah imajiner yang hanya ada di dongeng-dongeng. (*)