Surabaya (Antara Jatim) - Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Surabaya, Jamhadi, menyatakan, kenaikan harga elpiji 12 kilogram dapat menurunkan angka penjualan sejumlah produk usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). "Penyebabnya, kenaikan harga elpiji 12 kilogram dan tarif listrik sama-sama terjadipada semester kedua tahun ini. Kondisi itu otomatis akan sedikit melemahkan daya beli konsumen," katanya, di Surabaya, Selasa. Penurunan daya beli itu mencapai sebesar 15-20 persen selama beberapa waktu tertentu. Khususnya, terhadap penyerapan beragam produk UMKM. "Kenaikan harga ini sangat terasa bagi pengusaha UMKM terutama mereka yang bergerak di bidang makanan minuman," ujarnya. Sementara itu, Ketua Asosiasi Pengusaha Kafe dan Restoran Indonesia (Apkrindo) Jatim, Tjahjono Haryono, mengemukakan, kenaikan harga elpiji dan tarif tenaga listrik (TTL) justru tidak berdampak terhadap daya beli konsumen. "Pada semester kedua ini, kenaikan tarif listrik berlaku untuk rumah tangga dengan daya 1.300 VA ke atas, sedangkan elpiji 12 kilogram umumnya digunakan oleh masyarakat dari kalangan kelas menengah dan atas. Dengan demikian, ia optimistis kebijakan pemerintah tersebut tak akan mengganggu pola konsumsi masyarakat. Saat ini saja, beli makan di luar sudah bukan sekadar gaya hidup tetapi kebutuhan," katanya.(*)
Kenaikan Elpiji Turunkan Penjualan Produk UMKM
Selasa, 16 September 2014 8:31 WIB