Kesepakatan Conte dengan Puma Khawatirkan Piicu Konflik Kepentingan
Sabtu, 16 Agustus 2014 6:11 WIB
Roma, (Antara/AFP) - Antonio Conte akan menerima pemasukan lebih banyak daripada pelatih-pelatih timnas Italia lain sebelumnya berkat kesepakatan dengan sponsor pakaian olahraga Puma, demikian dilaporkan media Italia, yang memicu pertanyaan mengenai kemungkinan konflik kepentingan.
Mantan pelatih Juventus itu ditunjuk menjadi pelatih baru Italia pada Kamis dengan ikatan kontrak berdurasi dua tahun, dan akan dibayar sebesar 3,2 juta euro per tahun - dengan setengah pendapatannya didapat dari produsen pakaian olahraga Puma, demikian bunyi laporan-laporan itu.
Conte juga dapat mendongkrak pendapatannya dengan bonus-bonus yang terkait jika timnya mampu lolos ke putaran final Piala Eropa 2016, serta peningkatan posisi timnya di daftar peringkat dunia, yang saat ini berada di peringkat ke-14, untuk masuk ke delapan besar.
Ia diharapkan untuk menghadiri konferensi pers di Roma pada Selasa, di mana detail-detail pemasukannya akan diungkap.
"Conte: Yang terbaik dan dengan pendapatan terbaik," kata harian dengan pembaca terbanyak di Italia Corriere della Sera, di mana editornya Mario Sconcerti menyebut pria 45 tahun itu sebagai "sejauh ini merupakan pilihan terbaik."
"Karismanya, setelah memenangi banyak hal, dan belakangan ini, akan memberinya momentum dengan para pemain yang tidak dapat dilakukan pelatih lain," ucapnya.
Conte memimpin Juventus untuk meraih gelar ketiga secara beruntun pada musim lalu, pertama kalinya klub itu menorehkan pencapaian tersebut sejak meraih lima gelar secara beruntun pada 1930-an.
Namun peran Puma dalam mengamankan jasa Conte bagi Federasi Sepak Bola Italia (FIGC) - pertama kalinya kesepakatan seperti ini dilakukan di Italia - telah memicu banyak kritik yang mencemaskan bahwa sponsor akan memiliki terlalu banyak kekuatan.
Pertanyaan-pertanyaan mengenai etika
"Bagaimana Conte akan bersikap dengan pemain-pemain yang memiliki kontrak-kontrak yang sama dengan yang membayar gajinya? Siapa yang akan mengatakan kata terakhir ketika tiba saatnya untuk memperbarui kontrak?" tanya Maurizio Crosetti dari La Repubblica.
"Akankah manusia pisang yang akan menentukan? Atau direktur pelaksana Puma?" ucapnya mengacu kepada presiden FIGC Carlo Tavecchio, yang terpilih pada pekan lalu meski menyebut pemain-pemain Afrika sebagai "pemakan pisang."
Stefano Semeraro dari La Stampa memperingatkan bahwa "Olahraga selalu terikat dengan pertanyaan-pertanyaan perihal etika... Namun pada musim panas ini sepak bola Italia telah berurusan dengan gangguan, nyata atau ditakutkan, kepentingan-kepentingan komersial."
Kecemasan itu, ucapnya, adalah bahwa seorang pelatih yang dibayar oleh sponsor "dapat mengutamakan koleganya dari merek yang sama dibanding atlet yang disponsori pihak lain."
Namun Tavecchio menepis kecemasan-kecemasan yang timbul pada wawancara dengan radio 24 pada Jumat, dengan berkata "Puma tidak akan menentukan susunan pemain, mari kita tidak bicara omong kosong."
"Conte benar-benar independen, ia akan memilih siapa yang ia inginkan dan yang akan datang tanpa tekanan," tuturnya.
"Kami memerlukan pelatih yang kuat dan kami mendapatkannya, itu saja."
Conte mengambil alih jabatan itu dari Cesare Prandelli, yang mengundurkan diri setelah Italia tersingkir pada putaran pertama pada Piala Dunia di Brazil.
Pertandingan pertama yang akan ditanganinya dilangsungkan pada 4 September ketika Italia menghadapi Belanda pada pertandingan persahabatan.
Lima hari kemudian, Italia memulai perjalanannya pada kualifikasi Piala Eropa 2016 di Norwegia dan tekanan akan meningkat pada tim yang kegagalannya di Brazil merupakan yang kedua secara beruntun di Piala Dunia, di mana mereka gagal melewati fase grup.
Dengan kontrak yang berlangsung sampai 31 Juli 2016, Conte memiliki misi "untuk meluncurkan ulang tim nasional dan mengembangkan pemain-pemain baru dari berbagai pusat latihan federasi," demikian bunyi pernyataan yang dirilis FIGC. (*)