Disperta Pamekasan Ajukan Kuota Tambahan Pupuk Bersubsidi
Selasa, 1 Juli 2014 21:42 WIB
Pamekasan (Antara Jatim) - Dinas Pertanian (Disperta) Pamekasan, Jawa Timur, mengajukan tambahan kuota pupuk bersubsidi kepada Pemprov Jatim, menyusul terjadinya kelangkaan pupuk di wilayah itu dalam sepekan terakhir ini.
"Pengajuan kuota tambahan pupuk bersubsidi yang kami ajukan sebanyak 5.749 ton," kata Kepala Disperta Pamekasan Isye Windarti, Selasa malam.
Ia menjelaskan, ke-5.749 ton pengajuan kuota tambahan pupuk bersubsidi itu meliputi, pupuk jenis NPK sebanyak 710 ton dan pupuk organik sebanyak 647 ton, ures sebanyak 2.893 ton, ZA sebanyka 1.106 ton, dan pupuk SP36 sebanyak 393 ton.
Isye menjelaskan, kelima jenis pupuk bersubsidi di Pamekasan itu mengalami kelangkaan, karena alokasi pupuk tersebut telah terserap pada musim tanam jagung dan padi tahun ini.
Menurut Isye Windarti, alokasi pupuk bersubsidi yang telah terserap itu untuk lahan seluas 3.565 hektare dengan perincian, seluas 2.204 hektare ditanami padi dan seluas 1.361 hektare sisanya ditanami jagung.
"Jadi itu yang menyebabkan persediaan stok pupuk kita habis, dan oleh karenanya kami perlu mengajukan kuota tambahan kepada Pemprov Jatim," terang Isye Windarti.
Ia merinci, untuk lahan tanaman padi, tersebar di 13 kecamatan, tetapi yang paling luas yakni di Kecamatan Pademawu seluas 463 hektare, Kecamatan Kota Pamekasan seluas 451 hektare, Waru 327 hektare, Pakong 238 hektare, Proppo seluas 171 hektare, Pasean seluas 164 hektare, Kecamatan Galis 94 hektare, Kadur 75 hektare dan Kecamatan Palengaan seluas 64 hektare.
Selanjutnya di kecamatan Tlanakan seluas 63 hektare, Batumarmar seluas 41 hektare, Pegantenan seluas 36 hektare, terakhir di Kecamatan Larangan seluas 18 hektare.
Isye juga menjelaskan, untuk lahan yang ditanami jagung, juga tersebar di 13 Kecamatan dengan perincian di Kecamatan Batumarmar seluas 811 hektare, Kecamatan Kadur 220 hektare, Palengan 137 hektare, Tlanakan 49 hektare dan 30 hektarenya lainnya tersebar di 3 Kecamatan, yakni, Kecamatan Kota, Pasean dan Kecamatan Pegantenan.
Sementara di Kecamatan Proppo, lahan yang ditanami jagung seluas 18 hektar, Waru seluas 10 hektare, Pakong seluas 8 hektare, Larangan seluas 5 hektare, dan di Kecamatan Galis dengan luas 3 hektare.
"Secara kelembagaan kami telah mengajukan surat dan berharap secepatnya bisa direspon oleh Pemprov Jatim, sehingga petani di Pamekasan ini tidak lagi kebingungan untuk mendapatkan jatah beli pupuk bersubsidi," tuturnya, menambahkan.
Sebagian kelompok tani yang tergabung dalam Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Pamekasan menilai, kelangkaan pupuk yang terjadi di Pamekasan bukan hanya karena faktor serapan, akan tetapi diduga kuat karena ada penyimpangan.
"Buktinya belum lama ini kan polisi berhasil menangkap oknum warga yang hendak menjual pupuk bersubsidi untuk alokasi Kabupaten Pamekasan ini ke kabupaten lain," ucap Ketua KTNA Pamekasan Fathorrahman.
Ia menjelaskan, sebenarnya alokasi pupuk bersubsidi di Pamekasan ini cukup, karena pengajuan kebutuhan pupuk sudah sesuai dengan rencana definitif kebutuhan kelompok (RDKK). Namun, karena ada penyimpangam maka kebutuhan pupuk tidak mencukupi.
"Kami berharap polisi bisa memberikan sanksi yang seberat-beratnya pada oknum warga yang telah terbukti melakukan penyimpangan, hendak menjual pupuk bersubsidi itu ke daerah lain, karena yang dirugikan jelas para petani," ujar Fathorrahman.(*)