36 Perempuan Tulis Pengalaman Keseharian jadi Buku
Kamis, 5 Juni 2014 19:25 WIB
Surabaya (Antara Jatim) - Sebanyak 36 perempuan menulis pengalaman keseharian menjadi buku bertajuk "Hidup Ini Indah, Beib" yang berisi 50 kisah inspiratif Perempuan Indonesia dengan pengantar penulis dan pendiri sekolah tulis-menulis, Sirikit Syah.
"Perempuan yang menyumbangkan karyanya dalam buku ini tidak semuanya berlatar belakang penulis, jurnalis, atau penyiar radio, tapi tidak ada tutorial untuk mereka, cuma 'editing' dan 're-write'," kata penggagas buku, Wina Bojonegoro, di Surabaya, Kamis.
Di sela-sela peluncuran buku yang dihadiri sejumlah penyumbang tulisan, seperti Vika Wisnu, Didi Cahya, Dian KD, Ellen Pratiwi, Fitria (Tya), dan Elde Firda, ia menjelaskan isi buku itu merupakan pengalaman hidup keseharian dari penulisnya.
"Ada pengalaman yang menyenangkan, ada yang menyebalkan, atau bahkan pengalaman yang membuat putus asa hingga mau bunuh diri, tapi semuanya memiliki sisi positif," katanya dalam acara yang dipandu copy-editor buku itu, Heti Palestina Yunani.
Menurut penulis cerpen yang memiliki nama asli Endang Winarti itu, ide penulisan buku itu bermula dari keinginannya menulis buku dengan judul yang sama, tapi dirinya ingin mengajak rekan-rekannya dalam Komunitas Susastra Nusantara untuk terlibat.
"Akhirnya, saya mengajak sebagian rekan untuk membagi rencana itu secara getok tular melalui BBM, Facebook, dan sebagainya, sehingga terseleksi 50 tulisan yang dikumpulkan dalam waktu dua bulan dengan editing dan re-write," katanya.
Dalam buku yang selesai dalam enam bulan itu, Wina sendiri menulis lima karya, masing-masing berjudul Berawal Dari Sebuah Mimpi, Cyber World and Real World, Kesempatan Tidak Terulang, Meriah... Meriah...!, Say Cheese...!, dan Sendiri Ya Mbak?.
"Hidup itu memang berawal dari mimpi, saya sendiri tidak menuntut diri sendiri untuk memiliki mimpi, tapi semua mimpi saya itu terjawab, karena itu tetaplah bermimpi," katanya.
Sementara itu, penulis berlatar belakang wartawan, Dian KD, mengaku menulis buku merupakan pengalaman baru, meski dirinya pernah menjadi wartawan hingga "lulus" pada tahun 2008.
"Awalnya, saya tahu ada tawaran menulis dari FB, lalu saya diminta rekan-rekan untuk mencoba, karena mereka melihat latar belakang saya, akhirnya tulisan saya 'Aku dan Tuhan, Cukup' itu lolos. Itu luar biasa dan rasanya ingin menerbitkan buku," katanya.
Lain halnya dengan Elde Firda. "Tulisan saya berjudul 'Jodoh itu Bahagia' itu menceritakan pengalaman saya yang sampai sekarang masih single, ternyata menikah itu jodoh, tapi single itu juga jodoh, karena keduanya sama-sama bisa bahagia," katanya, tersenyum.
Pengalaman keseharian yang menjadi ide tulisan menarik juga dialami Didi Cahya yang dalam buku itu menulis empat karya yakni Kesuksesan Horisontal, Kos-kosanku Istanaku, Mengapa Aku Suka Sekali Tidur?, dan Passion vs Money.
"Kesuksesan Horisontal itu berawal dari pernyataan sejumlah motivator bahwa kunci sukses adalah fokus, padahal tidak semua orang itu bisa fokus, karena itu saya menemukan istilah kesuksesan horisontal yang berarti tidak fokus dengan banyak pekerjaan juga bisa sukses, selalu siap dalam banyak kesempatan," katanya.
Sementara Fitria (Tya) yang menjadi dosen itu menuliskan lika-liku pengalaman mahasiswinya yang tidak mampu tapi bisa kuliah, meski sambil bekerja dan sempat akan 'berhenti' menjelang semester akhir.
Tidak jauh berbeda, Vika Wisnu menuliskan pengalaman perjalanan rekannya ke Thailand yang tak terduga, sedangkan Ellen Pratiwi menuliskan pengalaman bisa mengendarai motor matic dan naik haji yang tak terduga. "Saya menemukan teori baru untuk terkabul," kata Ellen. (*)