Mitratani Bidik Pasar Australia dan Timur Tengah
Rabu, 21 Mei 2014 16:17 WIB
Surabaya (Antara Jatim) - PT Mitratani Dua Tujuh berupaya mengembangkan pasar ekspor produk kedelai edamame di luar Jepang, dengan membidik potensi pasar di Australia dan negara-negara Timur Tengah.
Direktur PT Mitratani Dua Tujuh Wasis Pramono kepada wartawan di Surabaya, Rabu, mengemukakan selama ini, ekspor produk kedelai edamame perusahaannya masih terkonsentrasi ke Jepang sebagai pasar utama, padahal terdapat sejumlah negara yang memiliki potensi pasar cukup bagus.
"Kami mencoba mengembangkan ekspor ke Australia dan Timur Tengah sebagai upaya diversifikasi pasar. Namun, Jepang masih akan menjadi pasar utama," katanya.
Mitratani Dua Tujuh adalah salah satu anak perusahaan PT Perkebunan Nusantara X dengan kepemilikan 65 persen saham dan 35 persen lainnya dimiliki PT Kelola Mina Laut, sebuah perusahaan produk pertanian subsektor perikanan yang memiliki jaringan ekspor di Asia dan Eropa.
Saat ini, Mitratani mempunyai lahan budidaya kedelai edamame seluas 1.100 hektare di Kabupaten Jember dan Bondowoso, Jawa Timur.
Menurut Wasis, pasar Australia dan negara-negara Timur Tengah cukup potensial, karena konsumsi hortikultura di negara tersebut cukup tinggi. Kesadaran untuk mengonsumsi makanan sehat telah mampu meningkatkan permintaan edamame.
"Ke depan, kami ingin mengembangkan pasar non-Jepang. Setidaknya 35 persen produk kami terdistribusi ke luar Jepang. Selama ini, 80 persen ekspor kedelai edamame Mitratani tertuju ke Jepang, baru sisanya ke dalam negeri dan negara lain," tambahnya.
Untuk pasar Jepang, Mitratani memiliki 22 konsumen besar dan mendominasi dibanding produk dari kompetitor negara lain. Pasar kedelai edamame Mitratani di Negara Sakura itu, terdiri dari pembeli ritel dan pabrikan.
"Khusus untuk pembeli ritel, produk kedelai edamame dikemas lebih kecil, yaitu 2 ons per bungkus dan banyak disajikan di restoran serta hotel," tambah Wasis.
Wasis Pramono menambahkan pada tahun ini, pihaknya menargetkan total ekspor kedelai edamame sejumlah 6.700 ton dengan total pendapatan sekitar Rp130 miliar.
"Hingga kuartal pertama 2014, kinerja perusahaan sudah 'on the right track'," ujarnya.
Selain kedelai edamame, Mitratani intensif mengembangkan pasar komoditas hortikultura lain, seperti okra, buncis dan beragam sayuran. Perusahaan ini juga telah memproduksi sekitar 39 produk bumbu dan sayur siap pakai.
"Pasar komoditi okra sangat besar di Jepang dan kami sudah mulai mengekspornya, karena selisih keuntungannya lebih baik dari edamame. Untuk buncis, tahun ini kami uji coba ekspor awal ke Jepang dengan kapasitas kecil dulu sekitar 70 ton," papar Wasis Pramono. (*)