Jepang Minati Komoditas Sayuran Siap Saji dari Indonesia
Jumat, 15 Agustus 2014 21:15 WIB
Jember (Antara Jatim) - Pengusaha makanan di Jepang sangat meminati komoditas sayuran siap saji dari Indonesia yang kualitasnya tidak kalah dengan negara lain, namun produksi dalam negeri masih sangat rendah untuk memenuhi kebutuhan negara tersebut.
Direktur PT Mitratani Dua Tujuh (produsen sayuran siap saji), Wasis Pramono, kepada wartawan di Jember, Jawa Timur, Jumat, mengungkapkan pihaknya baru mampu memenuhi sekitar 5 persen kebutuhan pasar Jepang, terutama untuk komoditas kedelai edamame, yang saat ini masih didominasi produk dari China dan Taiwan.
"Potensi pasar sayuran siap saji di Jepang sangat besar, tidak hanya kedelai edamame, tetapi juga komoditas lain, seperti okra dan buncis," katanya.
Mitratani Dua Tujuh merupakan salah satu anak perusahaan PT Perkebunan Nusantara X (Persero) yang memproduksi sayuran siap saji, terutama kedelai edamame. Selain itu, perusahaan yang berpusat di Jember itu juga memproduksi mukimame, edatski, okra, dan buncis.
"Sekitar 80 persen produk kami memang untuk memenuhi pasar ekspor, sebagian besar ke Jepang, selain juga ke sejumlah negara di Eropa dan Timur Tengah. Kami memiliki 22 mitra konsumen besar di Jepang, terdiri dari produsen makanan olahan, distributor ritel modern dan penyuplai makanan untuk hotel dan restoran mewah," tambah Wasis.
Menurut Wasis, mitra konsumen asal Jepang secara rutin minimal tiga kali dalam setahun berkunjung ke pabrik pengolahan milik Mitratani di Jember untuk melihat langsung proses produksi dan menjajaki pengembangan komoditas lainnya.
Hingga semester pertama tahun 2014, realisasi ekspor Mitratani ke sejumlah negara mencapai 3.355,4 ton dengan nilai sekitar Rp75,4 miliar. Hingga akhir tahun, Mitratani menargetkan volume ekspor kedelai edamame sebanyak 6.700 ton dan okra 1.500 ton.
"Kami proyeksikan pendapatan dari ekspor tahun ini bisa mencapai Rp130,3 miliar dan kami optimistis target itu bisa tercapai," ujarnya.
Wasis Pramono mengakui masih rendahnya produksi membuat pihaknya kesulitan memenuhi tingginya permintaan produk sayuran siap saji dari Jepang. Guna menggenjot produksi, Mitratani Dua Tujuh berencana memperluas lahan budidaya menjadi 1.500 hektare pada 2015, sementara saat ini lahan budidaya yang dikembangkan masih berkisar 1.000-1.100 hektare. (*)