Oleh IK Sutika Denpasar (Antara) - Lembaga kebudayaan Bentara Budaya Bali (BBB) menggelar diskusi sejarah dan seni rupa yang terangkum dalam pustaka bertajuk "Bung Karno: Kolektor dan Patron Seni Rupa Indonesia". Diskusi di BBB Ketewel, Kabupaten Gianyar pada Sabtu (12/2) itu, menampilkan pembicara Mikke Susanto, pengajar Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta yang juga penulis seni rupa, kata Putu Aryasthawa, staf BBB yang merancang kegiatan tersebut di Denpasar, Jumat. Mikke Susanto M.A, lahir di Kencong, Jember, Jawa Timur, 22 Oktober 1973 atau 41 tahun yang silam. Ia adalah kurator dari Pameran Seni Visual 12 Perupa kontemporer ternama "Documenting Now". Putu mengatakan, ada banyak hal terkait Bung Karno yang senantiasa menarik untuk diulas, baik menyangkut kiprahnya sebagai tokoh sejarah maupun sisi lain dalam kehidupan Sang Proklamator. Namun demikian belum banyak buku maupun sumber yang mengetengahkan secara khusus keterkaitan Bung Karno dengan dunia seni rupa di Indonesia, ujarnya. Oleh sebab itu, Mikke Susanto akan mendialogkan buku terkininya yang bertajuk "Bung Karno: Kolektor dan Patron Seni Rupa Indonesia" yang melibatkan seniman, budayawan dan berbagai komponen masyarakat Bali. Pada diskusi itu akan menampilkan pembahas Pande Wayan Suteja Neka, budayawan dan pendiri Museum Neka serta moderator Kun Adnyana. Buku berjudul "Bung Karno: Kolektor dan Patron Seni Rupa Indonesia" itu merupakan hasil karya penelitian tesis S2 Mikke Susanto, terdiri dari empat bab utama. Bung Karno, menurut Susanto, tidak saja seorang proklamator, presiden pertama Republik Indonesia dan Bapak pendiri bangsa, namun juga seorang pecinta dan patron seni. "Kecintaan terhadap karya seni itu membawa Bung Karno dekat dengan banyak seniman, terutama pelukis. Dari sanalah Bung Karno mulai mengoleksi karya-karya seni yang dibukukan dalam buku koleksi Bung Karno sebanyak lima jilid," tutur Susanto. Sejarah mencatat, Bung Karno memiliki ikatan tersendiri dengan Pulau Dewata, karena Ibundanya, Ida Ayu Nyoman Rai, lahir di tanah dengan seribu pura tersebut, disamping Pulau Dewata memukau Bung Karno dengan pesona kultural, adat istiadat, dan keseniannya. Buku Bung Karno: Kolektor dan Patron Seni Rupa Indonesia pertama kali diluncurkan di Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta pada 6 Maret 2014, salah satu karya Mikke Susanto, konsultan kurator koleksi Istana Kepresidenan RI. Putra asal Kencong, Jember ini telah mencatatkan namanya dalam 408 kurator dunia versi majalah on line Universes in Universe, di antara nama-nama lain seperti Jim Supangkat, M. Dwi Marianto, Amir Sidharta, Agung Hujatnikajenong, Rizki A. Zaelani, & Alia Swastika. (*)
Berita Terkait
Bupati Trenggalek pertahankan tesis kupas Buku Sarinah karya Bung Karno
3 Juli 2023 17:15
ESI Jatim adakan bedah buku "Merahnya Ajaran Bung Karno"
19 Juni 2023 16:50
Bedah buku Merahnya Ajaran Bung Karno
17 Juni 2023 17:57
Penggiat sejarah di Surabaya siapkan pembuatan buku dan film Bung Karno
5 Juni 2022 17:18
Bulan Bung Karno, PDIP Surabaya gelar lomba foto dan berbagi buku
1 Juni 2020 17:16
Bupati Banyuwangi bagikan paket buku tentang Bung Karno
31 Mei 2020 20:58
Wabup Trenggalek Luncurkan Buku "Bung Karno 'Menerjemahkan' Al-Quran"
31 Mei 2017 19:21
