Surabaya (Antara Jatim) - Wakil Bupati Trenggalek Mochamad Nur Arifin meluncurkan buku berjudul "Bung Karno 'Menerjemahkan' Al-Quran" sebagai salah satu bentuk kontribusi terhadap pemecahan persoalan kebangsaan.
"Buku ini menyuntikkan kembali kesadaran tentang betapa berharganya nilai-nilai kebangsaan dan keislaman kita," ujarnya dalam siaran pers yang diterima Antara di Surabaya, Rabu.
Menurut dia, semua itu sudah tuntas dirumuskan oleh para "founding fathers" sehingga tak ada lagi dikotomi antara Indonesia dan Islam, bahkan keduanya lebur serta sinergis, seperti yang terlihat pada figur Bung Karno.
Gus Ipin, sapaan akrabnya, menyampaikan salah satu tantangan serius yang sedang dihadapi saat ini adalah soal ideologi kebangsaan dan keislaman Indonesia yang dinilainya terjadi upaya pembenturan dan dikesankan sebagai dua hal berbeda.
Dikotomi ini, kata dia, bukan hanya tidak tepat, tapi bertentangan dengan filosofi lahirnya bangsa Indonesia yang lahir dari sintesa antara kebangsaan dan keislaman.
"Indonesia lahir dari perjuangan para nasionalis dan tokoh Islam. Keduanya bahu-membahu membawa Indonesia lepas dari jerat penjajahan," ucapnya.
Karena itulah, lanjut dia, buku yang diterbitkan Mizan tersebut merupakan salah satu bentuk kontribusi terhadap persoalan tersebut di atas.
Pria pemegang rekor wakil bupati termuda tersebut menjelaskan peluncuran buku ini dengan memanfaatkan momentum Juni sebagai "Bulannya Bung Karno", yaitu lahir pada 6 Juni dan wafat 21 Juni.
Dalam buku tersebut, Gus Ipin mengupas tuntas pemikiran Bung Karno tentang keindonesiaan, namun karena menggunakan perspektif tafsir Al-Quran maka membedakan dengan buku tentang Bung Karno lainnya.
Sementara itu, Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Said Aqil Siradj pada siaran pers menyampaikan buku karya Gus Ipun lahir pada waktu yang tepat untuk menjelaskan kepada rakyat Indonesia bahwa azas-azas bangsa ini, terutama Pancasila selaras dengan pesan-pesan Al-Quran dan nilai-nilai Islam. (*)