Situbondo (Antara Jatim) - Peserta Konferensi Internasional Ulama di Pesantren Salafiyah Syafiiyah Sukorejo, Situbondo, merekomendasikan seruan untuk bersikap moderasi dalam kehidupan yang meliputi pemikiran, penerapan syariah, toleransi, politik, pendidikan, ekonomi, dan tradisi dan budaya. Rekomendasi yang ditandatangani Sekretaris Jenderal Internasional Conference Of Islamic Scholars (ICIS) KHA Hasyim Muzadi itu dibacakan oleh intelektual muda NU Cholil Nafis didampingi sejumlah delegasi dari dalam dan luar negeri di pesantren setempat, Minggu. Delegasi yang mendampingi Cholil Nafis saat membacakan sembilan poin rekomendasi konferensi selama dua hari (29-30/3) adalah Direktur Eksekutif ICIS Nasihin Hasan, Pengasuh Pondok Pesantren Salafiyah Syafi'iyah KHR Ahmad Azaim Ibrahimy, Duta Besar Libya Shodiq Muhammad bin Shodiq dan Duta Besar Syiria Bassam Khatib. Sekjen ICIS Hasyim Muzadi dalam keterangan resmi kepada Antara menjelaskan moderasi dalam upaya penerapan syariah yaitu menjauhkan sikap kekerasan dan berlebihan, sebab Islam sesungguhnya adalah agama damai dan rahmat. "Islam jauh dari sikap radikalisme maupun liberalisme. Selalu berpegang pada prinsip menegakkan kebaikan dengan sikap yang baik, dan melarang kemungkaran dengan tanpa kemungkaran," kata Hasyim yang juga Ketua Umum PBNU. Selanjutnya, kata Hasyim, moderasi politik yaitu penguatan terhadap teori demokrasi dan hak asasi manusia. Islam tidak hanya mengajarkan demokrasi dan hak asasi manusia. "Tapi sebuah konsep yang universal dengan menghargai sikap demokrasi dengan konsep musyawarah, serta menempatkan kedudukan manusia dan hak haknya pada tempat yang hakiki," katanya. Sementara itu, moderasi pendidikan terkait dengan peningkatan pendidikan bagi umat Islam dari semua disiplin ilmu. Umat Islam kini sedang mendapat tantangan dalam bidang ilmu, teknologi, dan informasi. "Kualitas umat Islam tak sebanding dengan jumlah umat Islam, karena itu para pemimpin umat Islam harus berperan dalam menyiapkan kader yang kompeten sehingga mampu berkompetisi," paparnya. Untuk moderasi ekonomi, Hasyim mengatakan perekonomian umat Islam di seluruh dunia harus ditingkatkan, karena mayoritas umat Islam kini sedang menghadapi masalah ekonomi. "Kami mendorong umat Islam lebih sejahtera. Umat Islam selama ini banyak yang miskin. Umat Islam lebih banyak sebagai penerima zakat, bukan pemberi zakat," terangnya. Pada acara penutupan itu, dua peserta dari dalam negeri sempat didaulat menyampaikan pidato pesan dan kesan dalam Bahasa Arab mewakili semua peserta, yaitu Ustadzah Lutjeng Luthfiyah dari Pesantren Tarbiyatut Tholabah Kranji, Lamongan, dan KH Syadid Jauhari dari Jember. "Hal penting saat ini adalah penyebaran ajaran Islam secara moderat ke seluruh penjuru dunia demi terciptanya perdamaian dunia. Kita semua perlu menyampaikan isi konferensi ini kepada masyarakat Indonesia dan dunia," kata Lutjeng Lutfiyah. (*)
Berita Terkait
Rais Aam dan Ketum PBNU sepakat islah
25 Desember 2025 16:34
PCNU Madura Raya Perkuat struktural ranting dan ekonomi
25 Desember 2025 05:02
Ketua PWNU Jatim sebut modal utama NU adalah silaturahmi dan tradisi
12 Desember 2025 18:08
Kiai-Nyai muda NU desak rekonsiliasi PBNU lewat musyawarah terbuka
9 Desember 2025 12:36
Pleno PBNU malam ini diawali doa bersama dan donasi bencana Sumatera
9 Desember 2025 12:24
LKK PWNU Jatim intesifkan CKG-BRUS untuk cegah stunting
7 Desember 2025 22:30
Kader muda NU desak PBNU kembali tunduk AD/ART
5 Desember 2025 14:52
Ketua PWNU Jatim: Ukhuwah motor kekuatan Nahdlatul Ulama
4 Desember 2025 12:54
