Surabaya (Antara Jatim) - Pemerintah Kabupaten Buleleng, Bali belajar pengelolaan lingkungan khususnya cara mempercantik kota dengan taman dan mengelola sampah, ke Kota Surabaya. "Setahu kami, Pemkot Surabaya bisa mendapatkan beberapa CSR dari perusahaan. Apa yang harus dilakukan agar perusahaan mau memberikan CSR-nya?" kata Bupati Buleleng Putu Agus Suradnyana saat berkunjung ke Pemkot Surabaya, Selasa. Rombongan yang dipimpin Bupati Buleleng, Putu Agus Suradnyana bersama Dinas Kebersihan Buleleng dan para camat, diterima langsung oleh Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini bersama Asisten II Sekkota M.Taswin, Kepala Dinas kebersihan dan Pertamanan (DKP) Kota Surabaya Chalid Buchari, Kepala Dinas Pertanian Kota Surabaya Sigit Sugiharso, juga Kabag Humas Pemkot Surabaya, Muhammad Fikser. Dalam pertemuan yang berlangsung sekitar 45 menit tersebut, Bupati Buleleng dan juga pejabat Pemkab Buleleng, banyak bertanya seputar kiat sukses Pemkot Surabaya dalam mengelola sampah, membuat taman kota, mendapatkan Corporate Social Responsibility (CSR) perusahaan, serta menggerakkan warga agar ikut berpartisipasi dalam lingkungan. Wali Kota Surabaa Tri Rismaharini lantas menyampaikan bahwa Pemkot Surabaya tidak pernah meminta CSR ke perusahaan-perusahaan. Adapun yang terjadi selama ini, banyak perusahaan yang malah menawarkan CSR-nya kepada Pemkot Surabaya. Tri Rismaharini mencontohkan yang terbaru adalah kepedulian dari Bank BNI yang memberikan CSR untuk pembangunan Taman Keputih. "Kalau mereka nawari, kami ambil. Tetapi kami tidak mau CSR dalam bentuk uang. Kami maunya dalam bentuk barang," ujarnya. Perihal banyaknya taman-taman kota yang dibangun Pemkot Surabaya, Putu Agus mengatakan bahwa dibangunnya taman di berbagai kawasan itu memungkinkan karena Surabaya memiliki lahan yang luas, tetapi bagaimana dengan Buleleng yang tidak memiliki lahan seluas Surabaya. Wali kota lantas menjelaskan bahwa pembangunan taman-taman kota bukan hanya terkait luas lahan, tetapi bagaimana menyulap lahan menjadi taman. Mantan Kepala Bappeko Surabaya ini mengatakan beberapa taman kota di Surabaya dibangun di atas lahan yang dulunya merupakan pom bensin, sawah atau juga lapangan sempit. "Ada juga bekas TPA (Tempat Pembuangan Akhir) yang kini jadi Taman Keputih, juga tambak yang kini menjadi Taman Bulak. Kami juga mempercantik kawasan bantaran sungai yang dulunya kumuh dan ditempai PKL, kini menjadi tamna-taman seperti di Keputran," katanya. Bupati Buleleng juga menanyakan tentang bagaimana caranya agar warga juga ikut serta dalam pengelolaan lingkungan. Mendapat pertanyaan ini, wali kota mengatakan yang terpenting dalam mengajak warga adalah keteladanan dari pemimpinnya. Wali kota mencontohkan setiap Jumat pagi, dirinya ikut bekerja bakti bersama warga dari kampung ke kampung atau juga membersihkan sungai. "Keunggulan Surabaya itu ada pada partisipasi warganya yang luar biasa. Saya juga turun langsung untuk ikut bersih-bersih," katanya. (*)
Pemkab Buleleng Belajar Pengelolaan Lingkungan ke Surabaya
Selasa, 18 Maret 2014 17:24 WIB