Santap Nasi Kenduri Kematian, Puluhan Warga Keracunan
Rabu, 5 Maret 2014 17:09 WIB
Tulungagung (Antara Jatim) - Jajaran Kepolisian Resor Tulungagung, Jawa Timur langsung melakukan penyelidikan atas insiden keracunan masal dalam acara selamatan kematian seorang warga di Dusun Talapan, Desa Waung, Kecamatan Tulungagung pada Selasa (4/3) malam.
"Beberapa saksi, termasuk pemilik rumah yang menggelar acara peringatan kematian ke-1.000 hari telah kami periksa. Demikian juga sampel sisa makanan yang menyebabkan keracunan telah diambil untuk diuji di laboratorium forensik," terang Kapolsek Boyolangu, AKP Abdul Syukur, Rabu.
Tidak ada korban jiwa dalam insiden tersebut, namun sedikitnya 38 warga dilaporkan mengalami keracunan yang ditandai mual-mual, kepala pusing, serta diare (mencret) terus-menerus.
Pihak Puskesmas Boyolangu yang mendapat pemberitahuan kasus tersebut telah menurunkan sejumlah petugas medisnya ke Dusun Talapan guna memberikan pertolongan pertama pada warga yang keracunan.
Hasilnya, kondisi sebagian besar korban berangsur membaik. Hanya dua warga yang akhirnya dirujuk menjalani perawatan intensif di Puskesmas Boyolangu karena terlanjur mengalami dehidrasi akut.
"Dua pasien ini kondisinya sudah lemah karena mengalami diare sejak Selasa (4/3) sore," terang salah seorang tenaga paramedis setempat.
Belum ada satupun tersangka ditetapkan dalam insiden keracunan massal tersebut.
Polisi sejauh ini masih memeriksa Ani Rohyatun (40), pemilik rumah yang menyelenggarakan acara selamatan dalam rangka peringatan kematian anggota keluarganya, berikut sejumlah warga yang bekerja di bagian dapur.
"Akan diselidiki apakah ada unsur kesengajaan atau tidak," kata Abdul Syukur.
Menurut penuturan Suparmi, salah seorang korban keracunan yang kini menjalani perawatan intensif di Puskesmas Boyolangu, ia mulai merasakan mual sakit perut disertai pusing-pusing, Selasa sore selepas Adzan Magrib.
"Saya makan nasi hajatan pada siangnya, usai acara khataman membaca Al Quran," tutur Suparmi.
Usai makan nasi dan lauk hajatan, dirinya mengaku tidak merasakan ada yang aneh ataupun gejala keracunan.
Suparmi baru merasa tidak enak badan sekitar empat jam kemudian. Kepalanya tiba-tiba pening dan perutnya mulas sehingga diare tiada henti.
Gejala serupa rupanya juga dialami oleh puluhan warga lain yang menyantap nasi hajatan di rumah masing-masing pada sore/malam harinya.
"Anehnya, di rumah penyelenggara acara selamatan malah tidak satupun yang mengalami keracunan. Diduga lauk nasi kenduri yang dibawa pulang warga yang terkontaminasi racun," kata seorang petugas unit reserse dan kriminal yang mendampingi kapolsek.(*)