Kementerian Kelautan Perikanan Bekali Mahasiswa "Teaching Factory"
Senin, 17 Februari 2014 13:30 WIB
Surabaya (Antara Jatim) - Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) membekali masyarakat terutama kalangan mahasiswa di satuan pendidikan kementerian tersebut kemampuan "Teaching Factory" supaya mereka dapat lebih siap memasuki dunia kerja.
"Kemampuan 'Teaching Factory' adalah pendekatan yang dipakai di kampus Akademi Perikanan (AP) Sidoarjo melalui penerapan sistem pendidikan vokasi," kata Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan (BPSDM KP), Suseno Sukoyono, dalam siaran pers yang diterima Antara di Surabaya, Senin.
Teaching Factory adalah perpaduan konsep pembelajaran dengan suasana industri untuk menghasilkan barang dan jasa sesuai dengan tuntutan pasar.
Menurut dia, untuk tingkat pendidikan menengah porsi praktek yang diterapkan mencapai 70 persen dan 30 persen teori. Lalu, 60 persen praktek dan 40 persen teori diberlakukan untuk mahasiswa yang mengenyam pendidikan tinggi.
"Pendekatan itu didukung dengan sarana dan prasarana pendidikan modern. Fasilitas tersebut dapat menghadirkan kegiatan dunia usaha dan dunia industri sesungguhnya di lingkungan kampus," ujarnya.
Ia optimistis, sarana itu dapat digunakan sebagai tempat praktek keterampilan dan keahlian peserta didik sehari-hari. Dengan pendekatan "Teaching Factory" produk olahan perikanan, Batari (Bandeng Tanpa Duri), dan hasil praktek para peserta didik berhasil masuk ke pasar retail modern.
"Bahkan produk tersebut mampu beredar di masyarakat," katanya.
Mengenai salah satu penerapan pendekatan "Teaching Factory", tambah dia, dilakukan melalui agenda KKP dengan menggandeng Badan Pengembangan SDM Kelautan dan Perikanan (BPSDM KP).
"Salah satunya, acara pemecahan rekor Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI) untuk Cabut Duri Ikan Bandeng dengan jumlah peserta terbanyak yaitu 2.000 orang Sabtu (15/2) di kampus Akademi Perikanan (AP) Sidoarjo, Jawa Timur," katanya.
Ia mengemukakan, metode cabut duri ikan bandeng dapat diaplikasikan di masyarakat dan daerah sekitar sehingga mampu menambah penghasilan dan kesejahteraan mereka.
"Kegiatan penumbangan rekor MURI itu juga dalam rangka mempromosikan metode cabut duri pada ikan bandeng," katanya.
Apalagi, lanjut dia, metode itu dapat menghasilkan produk Bandeng Tanpa Duri (Batari) sebagai produk olahan perikanan yang memiliki nilai tambah sebagai hasil praktek dari salah satu kegiatan "Teaching Factory". Pada kegiatan yang menggunakan 2.000 ekor ikan bandeng dengan asumsi 3 ekor per kilogram, masyarakat yang mendaftar sebagai peserta mencapai 2.400 orang.
"Tapi karena keterbatasan peserta, yang diterima hanya 2.000 orang. Mereka berasal dari TNI AD dan AL, dosen AP Sidoarjo, dosen perikanan se-Jawa Timur, dan masyarakat lain," katanya.(*)