Warga Dilarang Mendekati Sungai Aliran Lahar Gunung Kelud
Senin, 17 Februari 2014 11:14 WIB
Blitar (Antara Jatim) - Pemerintah Kabupaten Blitar, Jawa Timur mengimbau warganya agar menjauhi empat sungai yang menjadi kawasan aliran lahar dingin Gunung Kelud.
Antara di Blitar, Senin melaporkan, larangan bernada imbauan tersebut dikeluarkan Pemerintah Kabupaten Blitar setelah menerima peringatan dari tim PVMBG (Pusat Vulcanology Mitigasi Bencana Geologi) mengenai potensi munculnya lahar dingin seiring hujan yang mengguyur kawasan sekitar puncak Gunung Kelud, dua hari terakhir.
Meski material lahar dingin yang dikhawatirkan belum terjadi, setidaknya hingga berita ini ditulis, Pemkab Blitar tetap mengimbau warga tidak beraktivitas di sekitar aliran sungai lahar yang berhulu di sekitar puncak Gunung Kelud.
"Lahar dingin itu biasanya mengalir melalui aliran-aliran lahar, namun karena kondisi Gunung Kelud tidak biasa, sehingga memprediksi aliran juga susah," kata Kabag Humas Pemkab Blitar Jhoni Riyanto.
Namun, imbauan berisi larangan itu sepertinya tidak diindahkan oleh masyarakat.
Terbukti, sebagaimana pantauan langsung koresponden Antara dari cekdam Sungai Lahar Dusun Gambar Anyar, Desa Sumberasri, Kecamatan Nglegok, banyak warga berlalu lalang melintasi sungai purba yang menjadi aliran material lahar/magma dari kawah Gunung Kelud.
Warga tidak hanya asyik melihat kondisi sungai yang masih kering ataupun berburu foto suasana, beberapa warga terlihat nekat masuk aliran sungai dan bermain adu nyali menggunakan sepeda motor trail ataupun kendaraan sejenis hard top.
"Meski di sungai-sungai ini sudah ada kantong-kantong cekdam untuk menangkis. Akan tetapi kami mengimbau kepada masyarakat untuk tidak berada di sekitar aliran itu," tegasnya.
Empat sungai yang harus steril dari aktifitas warga, antara lain, Sungai Kali Kuning, Kali Bladak, Kali Semut dan Kali Putih.
Kawasan tersebut dinilai cukup berbahaya, terlebih saat ini debit maupun arah aliran lahar sulit untuk diprediksi. (*)