Kediri (Antara Jatim) - Sejumlah pengungsi erupsi Gunung Kelud (1731 mdpl) di Desa Jatisari, Kabupaten Kediri, Jatim mengeluhkan minimnya bantuan yang diberikan oleh pemerintah serta fasilitas mandi, cuci, dan kakus (MCK). Arbai, salah seorang panitia di tempat pengungsian, Madrasah Aliyah Maarif Nahdlatul Ulama (NU) Desa Jatisari, Kecamatan Kepung, Minggu, mengatakan di tempat ini hanya ada empat MCK, yang dimanfaatkan untuk 147 orang. "Yang tinggal di tempat ini sebagian dari warga Kecamatan Puncu, serta Kepung. Awalnya hanya ada 50-an pengungsi, tapi terus bertambah," ucapnya. Ia mengatakan, para pengungsi itu terus bertambah, terutama dari Kecamatan Puncu. Hal itu disebabkan permintaan dari perangkat yang meminta agar mereka pindah, mengingat lokasi tempat pengungsian sebelumnya terlalu dekat dengan lokasi Gunung Kelud di Desa Sugihwaras, Kecamatan Ngancar, tersebut. Pihaknya juga menyebut, para pengungsi ini sempat kesulitan untuk masalah logistik, terutama di awal mereka mulai menempati sekolah ini, sejak Kamis (13/2) saat erupsi Gunung Kelud. Bahkan, mereka juga tidak mendapatkan fasilitas makan langsung yang dikelola oleh dapur umum di kantor Kecamatan Kepung. Diketahui, jika tempat tinggal para pengungsi ini belum termasuk dalam data pengungsi di pemerintah. "Mereka akhirnya dimasakkan di desa. Ada dapur umum juga," ujarnya. Ia juga menyebut, fasilitas masih terbatas di tempat ini. Selain MCK, masyarakat juga membutuhkan air bersih, air minum, alas tidur, serta selimut. Saat para pengungsi tiba, tidak banyak yang mereka bawa, seperti alas tidur. Di tempat ini, terdapat sejumlah karpet, tapi karena jumlahnya terbatas, tidak semua bisa tidur dengan alas. Pihaknya berharap, pemerintah segera memberikan bantuan, mengingat kebutuhan tersebut sangat mendesak. Selain itu, kebutuhan untuk anak-anak seperti susu dan makanan bayi serta untuk perempuan, misalnya pembalut. Dari pantauan, fasilitas untuk pengungsi memang terbatas, termasuk fasilitas obat. Lokasi itu juga cukup jauh dengan posko kesehatan, sehingga jika ada yang sakit, mereka kebingungan. Sejumlah organisasi masyarakat juga telah datang ke lokasi, membawa bantuan, salah satunya oleh Sosial Emergency Respon Pimpinan Wilayah Nahdlatul Ulama (SER PWNU) Jawa Timur. Mereka membawa sejumlah tikar, susu bayi, masker, mi instan, serta kebutuhan pengungsi lainnya. Mereka juga bawa tim dokter dan bantuan makanan. Ada dua titik di posko ini (Madrasah Aliyah Maarif Nahdlatul Ulama (NU) Desa Jatisari) serta di Kecamatan Wates. Nantinya, seluruh bantuan itu akan dikirimkan oleh tim khusus. Gunung Kelud mengalami erupsi, setelah sebelumnya terjadi gempa tremor sampai enam jam. Gunung itu dinyatakan erupsi pada Kamis (13/2) pukul 22.56 WIB, setelah statusnya naik dari semula waspada menjadi awas dan mengeluarkan material vulkanik seperti batu, kerikil, serta debu. Secara keseluruhan ada sekitar 66 ribu jiwa warga yang mengungsi yang tersebar di sejumlah kecamatan seperti di Kepung, Wates, Puncu, serta Plosklaten.(*)
Pengungsi Keluhkan Minim Bantuan
Minggu, 16 Februari 2014 19:00 WIB