Kasus Kematian Bayi di Sampang Menurun
Senin, 30 Desember 2013 19:33 WIB
Sampang (Antara Jatim) - Kasus kematian bayi di Kabupaten Sampang, Madura, selama tahun 2013 cenderung menurun dibandingkan kasus kematian bayi tahun 2012.
Menurut Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Pemkab Sampang Firman Pria Abadi, Senin, jumlah kasus kematian bayi di Kabupaten Sampang selama 2013 sebanyak 179 kasus, atau menurun sebanyak 33 kasus dibandingkan tahun 2012.
"Sebab jumlah kematian bayi pada 2012 berdasarkan data di Dinkes Sampang ini sebanyak 212 kasus," kata Firman.
Ia menjelaskan, dari sebanyak 179 kasus kematian bayi itu, sebagian besar karena berat badan lahir rendah (BBLR), yakni kurang dari 2.500 gram. Hal ini terjadi karena kebanyakan ibu hamil yang kekurangan asupan gizi saat mengandung bayi dan kondisi itu berdampak kekurangan darah (anemia).
Tidak hanya itu saja, ibu hamil kekurangan gizi juga bisa mudah terserang berbagai jenis penyakit lainnya, seperti diare, dan ispenksi pernafasan akut (Ispa), sehingga melahirkan bayi bisa BBLR.
"Kalau dilihat dari jumlah kasus, memang ada penurunan, akan tetapi belum signifikan," kata Firman Pria Abadi menjelaskan.
Firman menjelaskan di Kabupaten Sampang kasus kematian bayi terbanyak berada di empat kecamatan, yakni Kecamatan Kota, Omben, Tambelangan dan Kecamatan Kedungdung.
Pihaknya sebenarnya telah membuat sejumlah program untuk menekan angka kematian bayi di Kabupaten Sampang ini.
Salah satunya menyediakan pil tambah darah dan memberikannya secara gratis kepada para ibu hamil itu.
Akan tetapi program itu kurang berjalan secara optimal, karena kurangnya kesadaran warga untuk meminum obat.
"Kalaupun ada yang terlaksana, akan tetapi program ini hanya terlaksana sekitar 10 persen saja," katanya menjelaskan.
Kendatipun demikian sambung Firman, pihaknya akan terus berupaya memberikan penyadaran kepada masyarakat dengan meminta bantuan para wakil rakyat dan para tokoh masyarakat dan ulama.
"Mereka tentunya kami harapkan bisa membantu menyampaikan sosialisasi akan pentingnya menjaga asupan gizi saat hamil. Soalnya sebagian masyarakat masih menganggap apapun yang terjadi adalah takdir," terang Firman. (*)