Surabaya (Antara Jatim) - Panglima Komando Armada RI Kawasan Timur Laksamana Muda TNI Agung Pramono memberikan kuliah umum tentang "Maritime Security" kepada 36 orang mahasiswa pascasarjana Program Studi Ketahanan Nasional Universitas Gajah Mada Yogyakarta di Surabaya, Kamis. Kegiatan kuliah umum itu terasa istimewa dengan suasana lain dari biasanya, karena digelar di atas Kapal Perang Republik Indonesia (KRI) Makassar-590 yang sedang sandar di Dermaga Koarmatim, Ujung, Surabaya. Selain beberapa petinggi TNI AL, kuliah umum dari Laksda Agung Pramono itu juga dihadiri seluruh perwira Koarmatim yang telah menyandang gelar pascasarjana (magister) dan Dr Armaidy Arwani MSi selaku dosen pembimbing mahasiswa UGM. Dalam kesempatan itu, Pangarmatim menyampaikan materi kuliah mengenai kebijakan strategis penegakan hukum di laut dan pengamanan perairan yurisdiksi nasional Indonesia wilayah timur yang dihadapkan dengan masalah keamanan laut. Setidaknya, ada sembilan poin persoalan keamanan maritim yang disampaikan Agung Pramono, antara lain terkait keamanan maritim multilateral atau internasional, permasalahan dari segi geopolitik, persepsi TNI AL tentang keamanan laut, wilayah yurisdiksi nasional dan di luar yurisdiksi nasional, serta tugas TNI AL dalam pengamanan laut Indonesia. Menurut Pangarmatim, pengamanan perairan yurisdiksi Indonesia oleh Koarmatim dilaksanakan secara terus-menerus selama 24 jam melalui operasi strategi maritim atau kehadiran di laut, sesuai kontijensi atau berdasarkan analisa intelijen dan dalam kondisi khusus atau darurat. "Mengapa laut Indonesia harus dijaga dan diamankan?, karena laut merupakan warisan bersama umat manusia atau 'common heritage of mankind'," kata Agung Pramono. Ia menegaskan wilayah laut dinyatakan aman apabila bebas dari ancaman kekerasan seperti aksi pembajakan, perompakan, sabotase, ranjau, teror, dan juga ancaman militer. "Bentuk ancaman lain yang bisa terjadi wilayah laut adalah ancaman bahaya navigasi, pelanggaran hukum (imigram gelap, penyelundupan dan penangkapan ikan ilegal), serta ancaman sumber daya laut (pencemaran, perusakan ekosistem, eksplorasi dan eksploitasi berlebihan)," tambahnya. Seusai menerima kuliah umum dari Pangarmatim, para mahasiswa mendapat kesempatan untuk melihat-lihat kondisi KRI Makassar-590 yang baru pertama kali mereka kunjungi. KRI Makassar merupakan kapal perang jenis "Landing Platform Dock" buatan Daesun Shipbuildings & Engineering CO, Ltd, Korea Selatan, yang dilengkapi landasan pendaratan helikopter dan mampu mengangkut lebih dari 618 personel, 22 kendaraan tempur, 15 truk dan tiga helikopter. (*)
Pangarmatim Beri Kuliah "Maritime Security" Mahasiswa S2
Kamis, 12 Desember 2013 17:09 WIB