Surabaya (Antara Jatim) - DPC Partai Hanura Kota Surabaya memberikan pembekalan kepada calon anggota legislatif (caleg) Partai Hanura sebagai upaya mengantisipasi adanya "black campaign" atau kampanye gelap menjelang Pemilu 2014. Wakil Ketua Bidang Badan Pemenangan Pemilu (Bappilu) DPC Partai Hanura Surabaya , Agus Santoso, Selasa, mengatakan kampanye hitam mulai dilakukan oleh caleg lain. "Tentunya ini harus diwaspadai," katanya. Untuk itu, lanjut dia, pihaknya meminta para caleg Hanura yang akan bersaing di daerah pemilihan (Dapil) masing-masing agar tidak terpengaruh atau terpancing emosi, tapi lebih berpikir profesional, adil dan sabar. "Kalau terpancing justru akan merugikan diri sendiri," ujarnya. Menurut dia, untuk mengantisipasi adanya kampanye gelap tersebut, DPC Hanura Surabaya telah merapatkan barisan dengan memberikan pembekalam kepada para caleg DPRD Kota Surabaya di RM Nur Pacifik, Senin (9/12) malam. Hal ini dilakukan, kata dia, agar mereka tahu trik-trik atau cara untuk menghindari kampanye hitam. Diakui, kata dia, kampanye hitam ini memang mulai ada kecenderungan marak ditemukan di Surabaya. Apalagi sudah mulai banyak alat peraga kampanye yang disebar dan dipasang di sejumlah titik seperti jalan raya. "Kampanye hitam tersebut salah satunya adalah dengan memberikan citra buruk kepada orang lain. seperti menyebar gosip dan lainnya. Itu salah satu cara yang dilakukan jelang kampanye," katanya. Agar tidak terperdaya, lanjut dia, masyarakat pemilih harus bisa memilah mana kampanye yang baik dan mana yang hanya fitnah belaka. "Saya rasa masyarakat pemilih kita sudah cerdas, dan saya yakin mereka akan memilih berdasarkan hati nurani," kata Agus. Lebih jauh, Agus Santoso yang juga mantan anggota Komisi C DPRD Surabaya ini, menengarai banyak RT/RW yang sudah dipegang oleh parpol-parpol tertentu. Hal ini membuat para caleg baru yang mau masuk ke wilayahnya (untuk meminta izin), sulit terealisasi. "Kalau ada caleg baru mau masuk, dan tidak memberi keuntungan buat mereka (RT/RW) tentu akan dipersulit. Ini karena mereka sudah diplot oleh parpol-parpol tertentu," katanya. Meski demikian, Agus Santoso yang pernah mengikuti bimbingan teknis (bimtek) politik, serta belajar dari Gubernur Jateng Ganjar Pranowo, punya cara atau strategi untuk mengakali tindakan dari RT/RW tersebut. "Buku-buku dari bimtek saya pelajari dan rangkum, kita sampaikan ke para caleg Hanura sebagai bekal untuk menghadapi kondisi di lapangan," katanya. Meski RT/RW telah dipegang oleh partai tertentu, Agus Santoso menekankan agar caleg-caleg Hanura untuk turun ke bawah (turba) dan mendekatkan diri kepada warga. "Ya, biar RT sendiri yang mencoblos caleg dari parpol tersebut, warganya kan tidak. Untuk itu, caleg-caleg Hanura harus mendekatkan diri dengan konstituen dan tokoh masyarakat," katanya. (*)
Hanura Surabaya Antisipasi Kampanye Hitam
Selasa, 10 Desember 2013 22:21 WIB