Pasien RSUD Caruban Kecewa Akibat Demo Dokter
Rabu, 27 November 2013 19:18 WIB
Madiun (Antara Jatim) - Sejumlah pasien di Rumah Sakit Umum Daerah Caruban, Kabupaten Madiun, Jawa Timur, merasa kecewa dengan demontrasi yang dilakukan para dokter dan tenaga medis di halaman rumah sakit setempat, Rabu.
Para pasien rawat jalan merasa kecewa dan terlantar karena tidak mendapatkan pelayanan, meski sudah mendatangi rumah sakit daerah tersebut.
"Dokternya tidak ada dan ruangan poli spesialis bedah terlihat tutup. Padahal, hari ini jadwal saya kontrol," ujar seorang pasien rawat jalan rumah sakit setempat Sumianto, kepada wartawan.
Sumianto sekiranya hendak mengontrolkan tangan kanannya pascaoperasi daging tumbuh atau tumor. Namun, karena demo solidaritas yang dilakukan oleh para dokter secara serentak tersebut membuatnya batal periksa.
Menurut dia, pihaknya telah melakukan operasi pada Sabtu pekan lalu. Dokter spesialis bedah lalu menjadwalkan pemeriksaan ulang pada hari Rabu. Namun, ketika ia datang ke rumah sakit, warga Desa Kaliabu, Kecamatan Mejayan itu, hanya menemukan tulisan pengumuman tentang berhentinya pelayanan di poli spesialis.
Saat ia meminta penjelasan, karyawan RSUD di bagian loket pendaftaran pasien menganjurkannya untuk kembali besok, Kamis, 28 November 2013. Alasannya, para dokter sedang mogok kerja sebagai wujud solidaritas penanganan hukum terhadap dr Dewa Ayu Sasiary Prawani dan dua koleganya yang divonis Mahkamah Agung 10 bulan penjara karena tudingan malapraktik.
"Saya tidak tahu kalau ada aksi mogok seperti ini. Terpaksa besok kembali lagi untuk kontrol," ucap Sumianto dengan nada kecewa.
Direktur RSUD Caruban dr Djoko Santoso tidak menampik adanya aksi para dokter di rumah sakitnya. Meski demikian, ia mengklaim pelayanan di Unit Gawat Darurat, ruang rawat inap, dan poli umum tetap berlangsung.
"Ruangan poli spesialis memang tutup karena para dokternya mengikuti imbauan Ikatan Dokter Indonesia (IDI) untuk terlibat aksi solidaritas," kata dia.
Adapun ruangan poli spesialis yang tutup selama sehari akibat demo para dokter tersebut di antaranya, poli syaraf, jantung, penyakit dalam, dan bedah. Kendati demikian, para pasien berkategori gawat darurat tetap dilayani dan diprioritaskan.
Aksi serupa juga dilakukan oleh para dokter yang ada di Kota Madiun dan Magetan. Di Kota Madiun, para dokter melakukan aksi di Alun-Alun Kota Madiun dan Magetan dilakukan di halaman RSUD dr Sayidiman.
Dalam aksinya, puluhan dokter tersebut memasangkan pita hitam sebagai simbol keprihatinan terhadap kasus kriminalisasi dr Dewa Ayu Sasiary Prawani SpOG.
Selain melakukan aksi solidaritas, para dokter tersebut juga memberikan pernyataan sikap dengan cara membubuhkan tanda tangan di atas kain putih yang telah disediakan. Pernyataan sikap tersebut sebagai wujud penolakan tindakan kriminalisasi terhadap profesi dokter yang diatur dalam kode etik. (*)