Institut Francais-Unair Pamerkan Proses Penyimpanan Data Google
Kamis, 7 November 2013 18:16 WIB
Surabaya (Antara Jatim) - Institut Francais Indonesia (IFI) Surabaya bersama Universitas Airlangga Surabaya memamerkan proses penyimpanan data pada sejumlah pusat data dunia seperti Google, Yahoo, dan sebagainya melalui pameran bertajuk "Big Data: Banjir Digital" di Perpustakaan Unair, 7-14 November.
"Pameran ini menyampaikan pesan dalam bentuk gambar dan informasi serta video yang merupakan hasil riset para ahli dari Cite de la Science (Site de la Siongs) Prancis tentang data digital yang membanjiri dunia dan proses penyimpanan data itu," kata Direktur IFI Surabaya, Mathieuw Dumesnil, saat membuka pameran itu di perpustakaan setempat, Kamis.
Didampingi Ketua International Office Partnership (IOP) Unair IGAK Satrya Wibawa MCA, ia menjelaskan pameran kali ini merupakan kerja sama pameran yang kedua bersama Unair setelah tahun lalu mengadakan pameran seni bertema bahaya obat-obatan palsu karya seniman Asia Tenggara.
"Pameran kali ini yang juga masuk dalam rangkaian Dies Natalis ke-59 Unair itu disemarakkan dengan 'small seminar and discussion', di antaranya 'Google Drive Web Application', 'Teknologi Cloud Computing dan Tantangannya', dan sebagainya," katanya yang juga didampingi staf Bidang Budaya dan Komunikasi IFI Surabaya, Pramenda Krishna A.
Dalam pameran itu antara lain disajikan skema data tentang pengiriman data pada Youtube, email, SMS, twitter, Facebook, Wikipedia, blog, website/laman, dan sejenisnya yang setiap harinya sangat luar biasa, kemudian ada pula foto-foto kegiatan pusat data berskala dunia seperti Google atau SDSS.
Skema data itu mencatat pengiriman data mencapai 104.000 jam video di Youtube per hari, 45 miliar email terkirim per hari, 540 juta SMS terkirim per hari, 400 juta twitter terkirim per hari, 360 juta foto diunggah di Facebook per hari, 9.000 artikel diunggah di Wikipedia per hari, 140.000 website/lama baru per hari, dan seterusnya.
Selain itu, foto pusat data yang bagian atasnya mengeluarkan asap (boros energi). karikatur tentang lalu lintas data pada 20.000 komputer yang ada pada pusat data dunia, super kalkulator yang dapat menghitung 17 juta miliar hitungan per detik, foto proses perkembangan penyimpanan data seperti cakram keras (lima tahun), CD/DVD (15-20 tahun), dan memory card (jangka panjang).
Secara terpisah, Ketua IOP Unair IGAK Satrya Wibawa MCA menyatakan pameran kali ini bersifat edukasi kepada masyarakat yang selama ini sudah akrab dengan Youtube, email, SMS, twitter, Facebook, Wikipedia, blog, website/laman, dan sejenisnya, namun mereka belum tahu aspek positif dan negatif "big data digital" itu.
"Data digital yang membanjir itu ada positif dan negatifnya. Negatifnya itu karena data digital itu mudah dicuri, disadap, boros energi, dan sebagainya... Jadi, pameran ini mendorong penyadaran masyarakat agar hati-hati dan tidak sembarangan melempar data, foto, dan semacamnya ke data digital," katanya.
Aspek positif data digital, katanya, antara lain penyimpanan data menjadi lebih efektif. "Misalnya, kita bisa menyimpan data perpustakaan yang banyak hanya dalam satu memori yang sangat kecil. Perpustakaan Unair sudah mengarah ke e-book dan e-riset yang sifatnya internal, tapi kalau buku karya orang lain masih belum karena terkait hak cipta," katanya.
Alumni Curtin University Australia (S2) itu menambahkan kerja sama dengan IFI Surabaya dalam bentuk pameran sains sebanyak dua kali itu merupakan "pintu" untuk kerja sama berikutnya dalam bentuk workshop penyimpanan data digital. "Bahkan, IFI siap mendatangkan tenaga ahli untuk memberi pelatihan penyimpanan data digital secara praktik," katanya. (*)