Malang (Antara Jatim) - Gerakan Indonesia Bebas Kebakaran yang digagas oleh PT Sanindo Perkasa Abadi bekerja sama dengan PT Kelapa Tiga Tenan dimulai dari Kota Malang dengan meluncurkan program satu rumah satu alat pemadam api ringan (APAR). Direktur Sanindo Perkasa Abadi Winardi Nyoto di Malang, Kamis, mengatakan Gerakan Indonesia Bebas Kebakaran (GIBK) tersebut diharapkan mampu meminimalkan risiko kebakaran yang saat ini sering terjadi, khususnya di wilayah perkotaan. "Meski sering terjadi kebakaran, ternyata alat pemadam kebakaran yang tersedia di lingkungan masyarakat berupa APAR masih sangat minim. Kami berusaha menjembatani untuk menyediakan APAR ini melalui program satu rumah satu APAR," katanya disela-sela peluncuran program GIBK di Malang. Jika masyarakat umum (bukan perusahaan) menginginkan APAR di lingkungannya, lanjut Winardi, bisa mengajukan secara kolektif dan disampaikan pada PT Sanindo Perkasa Abadi yang selanjutnya dicarikan pihak ketiga untuk membiayai sewa peralatan pemadam. Setelah ada pihak ketiga yang mendanai pengadaan APAR melalui dana Corporate Social Responsibility (CSR)-nya tersebut, katanya, pihaknya akan langsung menyalurkan pada masyarakat, dengan catatan APAR tersebut juga ditempeli stiker pihak sponsorship. Selain bisa mengajukan APAR secara kolektif dan dicarikan sponsor, ujar Winardi, masyarakat, baik perorangan mapun perusahaan bisa menyewa sejumlah peralatan kebakaran yang disediakan PT Sanindo Perkasa Abadi bekerja sama dengan pihak ketiga. Menurut dia, alat pemadam api yang akan disewakan perusahaannya pada masyarakat merupakan alat pemadam api ramah lingkungan buatan dalam negeri. Bahan dasarnya dari kulit ubi, jadi aman bagi kesehatan maupun perabotan. Ia menjelaskan, GIBK yang dikenalkan pada masyarakat itu memiliki tiga program utama, yakni pemberian satu alat pemadam untuk satu rumah, pemeliharaan secara gratis pada alat pemadam setiap enam bulan serta pelatihan penanggulangan bahaya kebakaran secara rutin satu tahun sekali. Selama ini, katanya, problem sosial yang dialami masyarakat terkait bahaya kebakaran ini adalah tidak adanya pengetahuan yang memadai mengenai pemeliharaan alat pemadam kebakaran dan kurangnya penyuluhan rutin terkait penanganan kebakaran. Selain itu, ketidaksesuaian penempatan jenis pemadam juga menjadi problem. Selama ini masyarakat banyak menggunakan alat pemadam dari bubuk atau foam yang bisa merusak perabotan. "Yang paling bagus adalah yang berbahan liquid, karena tidak merusak aset (perabot) dan pemadaman bisa dilakukan dalam waktu yang sangat cepat," tandasnya. Sementara itu Direktur PT Kelapa Tiga Tenan Dyah Aju Wisnuwardani yang menjadi distributor alat pemadam Hartindo itu mengatakan program penyewaan alat pemadam secara gratis pada masyarakat akan bisa terwujud jika pemerintah daerah maupun para pengusaha di Kota Malang memfasilitasi melalui program CSR-nya. "Kami akan melakukan pendekatan dengan dinas terkait dan perusahaan yang ada di Kota Malang, sehingga masyarakat bisa menyewa alat pemadam ini secara cuma-cuma," ucapnya.(*)
Berita Terkait

Usai gempa M6,0 Poso, BNPB: Warga bertahan di luar rumah
25 Juli 2025 09:01

BMKG: Jumat ini Surabaya berpotensi cerah berawan
25 Juli 2025 08:59

Musisi Toto Tewel nilai AI permudah proses kreatif penciptaan lagu
24 Juli 2025 21:54

Agus Gumiwang nilai pameran otomotif bisa mendongkrak pembelian kendaraan
24 Juli 2025 12:03