Surabaya (Antara Jatim) - Spanduk dan baliho bertuliskan "Selamat Jalan Ibu, Sampai Jumpa Lima Tahun Lagi" muncul dan bertebaran di sejumlah titik jalan di Surabaya, Jawa Timur. Selain tulisan, spanduk tersebut bergambar Khofifah Indar Parawansa seorang diri, tanpa Herman S Sumawiredja, yang maju sebagai pendamping atau wakil gubernur. Selain itu, tidak ada identitas dari kelompok atau lembaga yang memasangnya. "Sampai sekarang kami belum tahu spanduknya dan baru tahu dari wartawan. Yang jelas, kami tidak tahu itu spanduk dari mana," ujar Tim Pemenangan Khofifah, Mufti Mubaroq ketika dikonfirmasi di Surabaya, Jumat. Menurut dia, pemasangan spanduk tersebut kurang tepat karena sampai saat ini pihaknya masih mengajukan gugatan ke Mahkamah Konstitusi (MK) dan meminta semua pihak menghormatinya. "Proses Pilkada Jatim itu ada tahapan-tahapannya, dan sekarang masih dalam proses laporan gugatan. Kami minta semua pihak menghormatinya," kata Wakil Ketua DPW Partai Nasdem Jawa Timur tersebut. Spanduk-spanduk tersebut terpasang di sejumlah titik, salah satunya di Jalan Gubernur Suryo. Pihaknya mengaku menghargai dan tidak akan meminta pihak berwenang menurunkannya. Pasangan Khofifah-Herman (Berkah) kalah dalam pilkada yang dilangsungkan 29 Agustus lalu. Perolehannya di bawah pasangan Soekarwo-Saifullah Yusuf (Karsa) yang sudah ditetapkan Komisi Pemilihan Umum Jawa Timur sebagai gubernur dan wakil gubernur terpilih. Karena merasa tidak puas, Tim Berkah melakukan gugatan ke MK menuntut pasangan Karsa didiskualifikasi. Sampai saat ini, laporan tersebut masih diproses dan belum ada keterangan resmi, apakah gugatan tersebut akan diterima atau tidak. Sementara itu, menanggapi spanduk-spanduk tersebut, Pakar Komunikasi Politik Suko Widodo menilai ada tiga hal yang tersirat, yakni menginginkan tidak ada konflik berkepanjangan, tidak ada gugatan, dan merupakan sebuah peristiwa politik biasa. "Menurut saya, ini ada pesan moral bahwa apa yang sudah, ya sudah atau tidak perlu diperuncing, khususnya hasil Pilkada Jatim 2013," ucapnya. Meski beredar tanpa nama dan identitas, kata dia, hal itu tidak akan berpengaruh dan menganggu keamanan serta ketertiban masyarakat di Jawa Timur. "Mungkin itu spanduk dari orang iseng, karena terpasang tanpa identitas. Masyarakat juga akan mengabaikan dan tidak akan diperhatikan secara serius," kata dosen Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Airlangga Surabaya tersebut.(*)
Berita Terkait
PAN tak ingin buru-buru sikapi wacana perubahan sistem Pilkada
26 Juli 2025 18:07
Khofifah apresiasi KPU-Bawaslu atas suksesnya Pilkada Jatim 2024
10 Mei 2025 10:21
Pasangan Nanik-Suyatni klaim unggul tipis dalam Pilkada Magetan
23 Maret 2025 04:56
KPU RI pantau pelaksanaan PSU Pilkada Magetan 2024
22 Maret 2025 20:22
KPU Jatim apresiasi kesuksesan tahapan Pilkada Kota Madiun 2024
21 Maret 2025 22:15
KPU Jatim tegaskan PSU Pilkada Magetan diikuti tiga pasangan calon
11 Maret 2025 22:22
KPU Magetan anggarkan Rp403 juta untuk gelar PSU Pilkada 2024
6 Maret 2025 16:17
KPU Jatim jadwalkan PSU Pilkada Magetan 2024 pada 22 Maret 2025
4 Maret 2025 17:24
