Surabaya (Antara Jatim) - Tim pemenangan pasangan Calon Gubernur Soekarwo-Cawagub Saifullah Yusuf (Karsa) menerjunkan ribuan saksi untuk mengawal proses penghitungan suara mulai tingkat desa/kelurahan hingga provinsi. "Hal ini kami lakukan untuk menghindari persoalan yang kemungkinan terjadi, atau bahkan potensi kecurangan," ujar Koordinator Aliansi Parpol Non Parlemen (APNP) kepada wartawan di Surabaya, Jumat. Pihaknya mengaku sudah menyiapkan saksi di tingkat desa dan kecamatan untuk mengawal. Kader yang diterjunkan mencapai 7.862 orang. Rinciannya, sebanyak 7.200 orang disiapkan di tingkat desa dan sisanya, 662 orang untuk tingkat kecamatan. "Kami sadar proses penghitungan ini masih panjang. Jangan sampai suara yang sudah didapatkan pasangan Karsa malah berkurang di tingkat penghitungan manual," katanya. APNP, kata dia, optimistis hasil rekapitulasi Komisi Pemilihan Umum (KPU) Jawa Timur nantinya tidak berbeda jauh dengan hasil hitung cepat yang dikeluarkan sejumlah lembaga. Apalagi perbedaannya hingga 10 persen antara Karsa dengan Berkah (Bersama Khofifah-Herman). "Kalau dari hasil 'real count' yang sudah kami kumpulkan dari saksi yang sudah disebar di TPS kami tetap optimistis Karsa tetap berada di urutan pertama," katanya. Sementara itu, Pelaksana Tugas (Plt) Ketua DPD Partai Golkar Jatim, Zainuddin Amali mengucapkan banyak terima kasih kepada kader dan pendukung Partai Golkar (PG) yang telah bekerja keras memenangkan Karsa. "Tetapi, proses Pilkada Jatim masih berjalan, sehingga tugas dari partai pengusung adalah mengamankan suara Karsa yang unggul jauh," kata Wakil Ketua Komisi VII DPR RI ini. Calon Wakil Gubernur Jawa Timur Saifullah Yusuf mengaku pihaknya telah menyiapkan saksi di semua daerah dan mengawal proses penghitungan. Pihaknya percaya hasilnya tidak akan jauh beda dengan hasil akhir. "Kami bentuk pengamanan tim saksi, sesuai jumlah TPS, koordinator desa, koordinator kecamatan. Belum lagi tim bayangan untuk memantaunya," kata Gus Ipul, sapaan akrabnya. Pihaknya juga mengaku tidak mengklaim menang, tapi hanya berdasarkan proses hitung cepat. Menurut pengalaman, lanjut dia, hasil penghitungan cepat tidak jauh berbeda dengan penghitungan KPU Jatim. Berbeda dengan kasus 2008, yang mana selisihnya di bawah 1 persen dan masuk "margin error". Kalau sekarang bedanya 10 persen, jadi tentu jauh di atas "margin error". Sedangkan, tentang rencana gugatan dari pihak kalah nantinya, pihaknya mempersilahkan karena sudah diatur dalam perundang-undangan. Namun, Gus Ipul mengajak semuanya menghormati proses demokrasi. (*)
"Karsa" Terjunkan Ribuan Saksi Penghitungan Suara
Jumat, 30 Agustus 2013 17:40 WIB