Seniman Blitar Tampilkan Barong Kepruk di PKB

Oleh Wira Suryantala Denpasar (Antara) - Duta seniman Blitar, Jawa Timur, menampilkan "Barong Kepruk" pada hari kelima Pesta Kesenian Bali (PKB) XXXV di Denpasar, Rabu. Pementasan "Barong Kepruk" tersebut merupakan budaya khas Blitar yang dimainkan oleh enam orang pemain dewasa dengan tarian diiringi musik dan nyanyian. Menurut Winarto, dalang kuda lumping, pementasan tersebut juga rangkaian penyampaikan pesan kepada para pengunjung agar sebagai pemimpin rumah tangga harus tegas dan bijaksana. "Sebagai pemimpin rumah tangga jangan sampai terlalu menurut kepada perintah istrinya karena akan berakibat fatal dan terjerumus ke hal yang negatif," ujarnya. Menurut dia, sebagai kepala keluarga bukan berarti menentang perintah dan pendapat istrinya, tetapi lebih banyak memfilter segala pendapat istri dan mengambil keputusan secara bijaksana. Kepala keluarga juga harus bisa menempatkan seorang istri di tempat yang benar yaitu di tengah-tengah, sebagai perempuan yang baik juga harus memiliki komitmen mendukung kinerja suami secara bijaksana. "Kepala kelurga atau suami tidak bisa melakukan istrinya semena-mena atau menindasnya," ujarnya. Sementara itu, dalam pemerintahan pihaknya juga berharap pemerintah melakukan tugasnya dan istrinya harus mendukung penuh sehingga masyarakatnya bisa sejahtera. Sebelum melakukan pementasan duta seniman tersebut melakukan ritual memohon keselamatan agar dalam pelaksanaan berjalan lancar dan tidak terjadi halangan. Awal pementasan seni itu diawali dengan Tari Jaranan Putri yang dimainkan oleh enam orang perempuan, Tari Jaranan Putra cilik dan dewasa yang semuanya dimainkan oleh enam orang pemain. Selanjutnya Barongan Kepruk dan Tari Celengan. Tari Celengen tersebut dilakukan dengan berbagai atraksi dengan mengadukan celengan tersebut ke dada dan pahanya sehingga menimbulkan keras dan menarik. Duta seni Blitar berhasil membius penonton yang hampir memenuhi di kalangan Ayodya Taman Budaya, Denpasar. Para penonton yang sebaigian besar warga etnis Jawa yang tinggal di Bali terlihat tidak henti-hentinya memberikan tepuk dan semangat kepada para duta seni tersebut. (*)