Madiun (Antara Jatim) - Debat publik calon bupati dan wakil bupati peserta Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Kabupaten Madiun 2013, yang dilaksanakan di gedung DPRD setempat pada Sabtu, menyoroti tentang tiga aspek atau permasalahan penting. "Materi yang diangkat dalam debat publik antara lain adalah bidang pemerintahan dan hukum; ekonom;, dan sosial budaya," ujar Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Madiun Anwar Soleh Azarkoni, kepada wartawan. Menurut dia, masing-masing dari empat pasangan calon bupati dan wakil bupati akan menerima pertanyaan tentang materi tersebut dari tiga panelis yang berbeda-beda menurut bidangnya. "Pertanyaan debat yang telah ditentukan adalah mengenai masalah yang menjadi prioritas untuk diselesaikan di wilayah Kabupaten Madiun," kata dia. Adapun, untuk bidang pemerintahan dan hukum, KPU Kabupaten Madiun menyediakan panelis Prof Mas’ud Said dari Universitas Muhammadiyah Malang (UMM). Sedangkan bidang ekonomi oleh Dadang S Sumadirja dari "Jawa Pos Institute of Pro-Otonomi" (JPIP), dan sosial budaya oleh Ahmad Muzaki dari IAIN Sunan Ampel Surabaya. Untuk bidang pemerintahan dan hukum, panelis memberikan pertanyaan tentang pengelolaan keuangan daerah (APBD) dalam mengatasi permasalahan yang dihadapi masyarakat Kabupaten Madiun. Lalu, bidang ekonomi, panelis memberikan pertanyaan tentang upaya pemerintah daerah untuk mendorong peningkatan ekonomi kerakyatan di Kabupaten Madiun. Sedangkan di bidang sosial budaya, panelis memberikan pertanyaan tentang upaya pemerintah daerah untuk meningkatkan kualitas pendidikan dan peran keluarga sebagai lingkup masyarakat terkecil dalam menciptakan kestabilan pendidikan, ketahanan sosial, dan keamanan bangsa secara luas. Sementara, panelis Prof Mas’ud Said dari Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), menyatakan, tiap pasangan calon memiliki karakter yang ditampilkan dalam gaya bicara, sikap, dan jawaban-jawaban terhadap kasus yang diujikan pada debat publik. "Satu pasangan mengedepankan konsep dan akademis, sedangkan satunya lagi mengandalkan bukti-bukti karena sudah berpengalaman menjabat. Yang satu sangat kuat dan menguasai data, sementara yang satu berasal dari luar dan berusaha memahami kondisi," kata dia. Meski demikian, pihaknya enggan menilai calon mana yang dominan. Pihaknya berharap, melalui debat selama dua jam tersebut, warga kabupaten Madiun dapat mulai menentukan pilihan pemimpin yang tepat untuk lima tahun ke depan. Pada debat kandidat tersebut, masing-masing pasangan calon sebelumnya menyampaikan visi dan misinya terlebih dahulu. Setelah itu, semua pasangan calon secara bergantian menjawab semua pertanyaan, saran, dan kritik dari para panelis. Meski setiap pertanyaan dibatasi oleh waktu yang relatif pendek, yaitu 1-2 menit, namun semua pasangan calon dapat menjawab semua pertanyaan dengan baik. Selain itu, masing-masing calon pasangan juga membawa pendukung yang hanya dibatasi sebanyak 10 orang. Para pendukung tersebut saling mengunggulkan kandidatnya masing-masing dan terjadi adu teriakan slogan atau yel. Debat publik yang berlangsung selama hampir dua jam tersebut berjalan lancar dengan penjagaan ketat dari anggota TNI, Polres Madiun, dan Satpol PP setempat. "Debat publik tersebut menutup tahapan kampanye Pilkada Kabupaten Madiun 2013 dan selanjutnya akan memasuki masa tenang selama tiga hari. setelah itu, pencoblosan dilakukan pada 19 Juni mendatang," kata Ketua KPU Kabupaten Madiun Anwar. (*)
Debat Publik Pilkada Madiun Soroti Tiga Aspek
Sabtu, 15 Juni 2013 19:13 WIB