Jatim Alami Deflasi 0,20 Persen Selama Mei
Senin, 3 Juni 2013 13:29 WIB
Surabaya (Antara Jatim) - Provinsi Jawa Timur mengalami deflasi 0,20 persen selama Mei 2013 karena dua kelompok pengeluaran yakni sandang dan bahan makanan mengalami penurunan harga pada bulan tersebut.
Kepala Bidang Distribusi BPS Jatim, Sapuan, mengemukakan, penurunan harga ditunjukkan oleh indeks kelompok sandang sebesar 1,83 persen dan kelompok bahan makanan sebesar 1,39 persen.
"Tapi lima kelompok pengeluaran lain justru inflasi," katanya, dalam siaran pers di Surabaya, Senin.
Menurut dia, kelompok pengeluaran yang mengalami inflasi karena terjadinya kenaikan harga antara lain kelompok perumahan sebesar 0,78 persen, kelompok kesehatan sebesar 0,46 persen, dan kelompok transportasi, komunikasi, jasa/keuangan sebesar 0,20 persen.
"Selain itu, kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau sebesar 0,19 persen dan kelompok pendidikan, rekreasi, dan olah raga 0,07 persen," ujarnya.
Pada bulan Mei 2013, jelas dia, dari tujuh kota indeks harga konsumen di Jatim maka semua kota mengalami deflasi dan posisi terttinggi terlihat di Madiun 0,71 persen.
"Lalu, Jember 0,68 persen, Sumenep 0,46 persen, Malang 0,35 persen, Kediri 0,20 persen, dan deflasi terendah di Surabaya serta Probolinggo 0,07 persen," katanya.
Komoditas yang memberi sumbangan terbesar terhadap deflasi, tambah dia, bawang merah, bawang putih, emas perhiasan, cabai rawit, tomat sayur, minyak goreng, ikan mujaer, bensin, ikan gurame, dan ikan tongkol.
"Sementara, komoditas pemberi sumbangan terbesar kepada inflasi antara lain tarif listrik, buah apel, melon, daging ayam ras, beras, wortel, mobil, sepeda motor, telur ayam ras, dan mie kering instan," katanya.
Mengenai laju inflasi tahun kalender Januari-Mei 2013 di Jatim, sebut dia, provinsi ini mencatatkan 2,29 persen sedangkan laju inflasi Mei 2013-Mei 2012 Jatim sebesar 5,83 persen.
"Dari enam ibu kota di Pulau Jawa, lima kota mengalami deflasi dan satu kota inflasi," katanya.
Ia melanjutkan, daerah dengan deflasi tertinggi di Serang 0,37 persen, diikuti Yogyakarta 0,29 persen, Semarang 0,17 persen, dan deflasi terendah di Jakarta dan Surabaya masing-masing 0,07 persen.
"Kota yang mengalami inflasi terjadi di Bandung sebesar 0,34 persen," katanya.(*)