Tiga Pecatur Surabaya Ikut Turnamen di Thailand
Rabu, 15 Mei 2013 18:28 WIB
Surabaya (Antara Jatim) - Tiga pecatur junior asal Kota Surabaya disiapkan mengikuti kejuaraan catur internasional "14th ASEAN and Age Chess Championship 2013" di Chiangmai, Thailand, pada 3-16 Juni.
Ketua Pengurus Persatuan Catur Seluruh Indonesia Kota Surabaya Didik Edi Susilo, Rabu, mengatakan ketiga pecatur junior yang akan berlaga itu, adalah Tiara Nugraeni Eka Sutanti, Nova Oktavia dan Bintang Rasyid Arrafi.
"Kami memilih ketiga pecatur itu untuk berlaga di Thailand, karena selama ini prestasinya memang cukup bagus," ucapnya.
Tiara, Nova dan Bintang merupakan tulang punggung kekuatan tim Jawa Timur saat merebut juara umum pada Kejuaraan Nasional Catur Junior tahun 2012.
Didik Edi Susilo mengatakan tidak ada target khusus yang dibebankan Percasi Surabaya kepada ketiga atlet tersebut, karena persaingan dengan pecatur di kawasan Asia Tenggara memang cukup berat.
"Setidaknya mereka bisa menambah pengalaman internasional selama berlaga di Thailand. Syukur-syukur bisa meraih hasil maksimal, tetapi itu bukan yang utama," tambahnya.
Sekretaris Umum Percasi Kota Surabaya, Hasnud, menambahkan ketiga pecatur masa depan itu terus menjalani latihan intensif untuk persiapan menuju Thailand.
"Kami sangat senang dan bangga pecatur Surabaya bisa memberi kontribusi secara nasional dan internasional. Program pembinaan atlet-atlet junior terus dilakukan secara berkelanjutan," ujarnya.
Pada kesempatan sebelumnya, Ketua Umum Percasi Jatim Hengki Kurniadi mengatakan bahwa kekuatan catur daerahnya, terutama pada kelompok junior, kini banyak diperhitungkan daerah lain setelah mampu menjadi juara umum pada 2012.
Selain rutin menerjunkan atlet mengikuti berbagai kejuaraan catur di dalam negeri, lanjut Hengki, pihaknya juga mengagendakan pengiriman sejumlah atlet potensial ke ajang internasional, guna mengasah kemampuan dan mental tanding.
"Tahun lalu, catur Jatim juga mencetak sejarah dengan merebut medali emas untuk pertama kalinya sepanjang penyelenggaraan PON. Tradisi emas itu harus bisa terus dipertahankan pada PON-PON berikutnya, salah satunya melalui program pembinaan yang lebih intensif," tuturnya. (*)