Pemprov Jatim Tunjuk Pelindo Kelola Tanjung Tembaga
Rabu, 17 April 2013 18:05 WIB
Surabaya (Antara Jatim) - Pemerintah Provinsi Jawa Timur menunjuk PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) III untuk mengelola Pelabuhan Tanjung Tembaga di Probolinggo agar dikembangkan sehingga mampu meningkatkan kunjungan kapal ke kawasan tersebut.
"Kami memilih Pelindo III karena memiliki pengalaman mengelola dermaga dan upaya ini adalah kerja sama terpadu antara pemerintah dengan swasta," kata Kepala Dinas Perhubungan dan LLAJ Jawa Timur, Wahid Wahyudi, saat penandatanganan kerja sama antara Pelindo III dengan Pemerintah Kabupaten Probolinggo, di Surabaya, Rabu.
Menurut dia, alasan lain menunjuk Pelindo III juga dipicu semakin minimnya arus kunjungan kapal di Tanjung Tembaga Probolinggo sehingga menjadi perhatian serius bagi Pemeritah Provinsi Jawa Timur.
"Padahal potensi Tanjung Tembaga cukup besar bagi transportasi laut baik barang maupun penumpang," ujarnya.
Sementara itu, kata dia, kerja sama Pemprov Jatim dengan Pelindo III tersebut berupa pengelolaan pelabuhan dari sisi darat misalnya penanganan arus barang, depo, kontainerisasi, bongkar muat, dan distribusi barang.
"Bahkan, termasuk kebutuhan yang berkaitan dengan transportasi arus barang," katanya.
Direktur Utama Pelindo III, Djarwo Surjanto, menambahkan, kini komponen pendukung yang sedang disiapkan di antaranya lahan seluas 20 hektare dari total lahan yang direncanakan 60 hektare. Kemudian, jalan akses (rigit beton) sepanjang 1.057 meter x 15 meter dan lapangan penumpukan seluas 260 meter x 54,3 meter yang telah dibangun oleh Pemerintah Provinsi Jatim.
"Untuk kondisi eksisting kedalaman arus dan kolam saat ini baru -6 meter low water spring (LWS)," katanya.
Pada masa mendatang, lanjut dia, diperdalam menjadi hingga -10 m LWS untuk tahap pertama dan pada tahap kedua juga diperdalam hingga -12 m LWS. Pendaaman itu karena potensi Tanjung Tembaga untuk berkembang cukup besar.
"Probolinggo memiliki kawasan industri dan sektor wisata Gunung Bromo. Kedua sektor itu bisa menekan biaya transportasi logistik dari sisi darat," katanya.
Apalagi, menurut dia, kunjungan kapal pesiar ke Tanjung Tembaga juga besar. Tetapi kapal itu tidak bisa sandar karena kedalamannya tidak memadai. Ia berharap dengan beroperasinya Tanjung Tembaga maka sektor indsutri dari sisi Timur Lapindo tidak mengirim barang melalui Tanjung Perak mengingat 30 persen industri berada di sisi itu.
"Kami yakin keberadaan Tanjung Tembaga dapat mengurangi kepadatan di Tanjung Perak dan menekan biaya pengiriman logistik hingga di bawah 20 persen," katanya.
Tahun lalu, ia mengemukakan, arus kunjungan kapal melalui Tanjung Tembaga mencapai 1.138 unit atau 318.636 Gross Tonnage/GT sedangkan tahun sebelumnya tercatat 1.481 unit atau 223.004 GT. Untuk arus barang tahun 2012 mencapai 27.899 ton dan 204.066 meter kubik atau turun 28.807 ton dan 239.771 meter kubik dibanding 2011.(*)