Bojonegoro Berencana Selenggarakan Sekolah Pendidikan "Inklusi"
Jumat, 22 Maret 2013 17:13 WIB
Bojonegoro (Antara Jatim) - Pemkab Bojonegoro, Jatim, berencana menyelenggarakan pendidikan inklusi yang menampung siswa berkebutuhan khusus yang belum tertampung di Sekolah Luar Biasa (SLB) untuk bergabung ke SD, SMP dan SMA/SMK yang ada mulai tahun 2013.
Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Bojonegoro Husnul Quluq, Jumat, mengatakan rencana penyelenggaraan pendidikan inklusi akan dimulai setelah Peraturan Bupati (Perbup) tentang Penyelenggaraan Pendidikan Inklusi itu ditandatangani Bupati Bojonegoro Suyoto.
"Rencananya Perda tentang Penyelenggaran Pendidikan Inklusi itu kami ajukan kepada Bupati Bojonegoro Suyoto pekan depan," jelasnya.
Sesuai rencana, jelasnya, di semua lembaga SDN yang ada di wilayahnya akan memiliki pendidikan inklusi, namun untuk tingkat SMP hanya ada di 28 kecamatan.
"Penyelenggaraan pendidikan inklusi tingkat SMA dan SMK akan kami programkan di 10 lembaga pendidikan umum," paparnya.
Menurut dia, persiapan lainnya yang dilakukan dalam menyelenggarakan pendidikan inklusi yaitu mempersiapkan guru yang sebelumnya akan memperoleh pelatihan mengenai tata cara mengajar di pendidikan inklusi.
Ditanya mengenai jumlah siswa berkebutuhan khusus yang belum tertampung di SLB, Husnul menyatakan jumlahnya tidak banyak.
"Datanya ada tapi saya tidak hafal. Kalau perkiraan sekitar lima anak per desa," ucapnya.
Menurut dia, anak berkebutuhan khusus yang ada di wilayahnya itu tidak tertampung di SLB, karena lokasi rumahnya jauh dari SLB yang ada mulai tingkat SD, SMP dan SMA.
"Penyelenggaraan sekolah pendidikan inklusi ini akan memberikan kesamaan kepada para siswa berkebutuhan khusus yang bisa menikmati pendidikan di sekolah umum," paparnya.
Di lain pihak, lanjutnya, penempatan siswa berkebutuhan khusus di sekolah umum akan membawa pengaruh positif kepada siswa sekolah umum agar ada kepedulian membantu siswa berkebutuhan khusus.
"Bojonegoro tergolong tertinggal dibandingkan daerah lainnya di Jatim, seperti Sidoarjo mengenai penyelenggaraan pendidikan inklusi sudah berjalan cukup lama," jelas dia. (*)